Inovasi Nanoteknologi dalam Pengolahan Kacang Chickpea: Terobosan Produk Pangan Masa Depan

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Penggunaan nanoteknologi dalam pengolahan kacang chickpea (kacang arab) untuk menghasilkan aditif protein berbasis tumbuhan dalam bentuk pasta halus dan nanopowder merupakan sebuah inovasi yang menjanjikan di industri pangan. Melalui metode pengolahan mendalam yang mencakup perlakuan termal-uap dan penggilingan halus dengan peralatan modern, teknologi ini membuka jalan baru dalam mengoptimalkan potensi biologis dari bahan baku kacang chickpea. Penelitian ini menunjukkan bagaimana proses penghancuran mekanik dan termal mampu memecah biopolimer utama dalam chickpea, seperti protein, pati, selulosa, dan pektin, menjadi monomer individu yang mudah dicerna dan berukuran nano (40…70%). Dengan demikian, teknologi ini memungkinkan pengolahan kacang chickpea menjadi suplemen protein yang lebih efisien dan bioavailable.

Keunggulan dari metode pengolahan mendalam ini tidak hanya terletak pada kemampuannya dalam meningkatkan pemanfaatan nutrisi dari chickpea, tetapi juga pada fleksibilitasnya dalam menciptakan produk makanan yang lebih sehat. Dalam penelitian ini, suplemen protein yang dihasilkan dari chickpea dikombinasikan dengan aditif sayur dan buah seperti wortel, labu, apel, lemon dengan kulitnya, bawang putih, seledri, dan jahe. Kombinasi ini menghasilkan berbagai produk konveksi generasi baru yang tidak hanya lezat, tetapi juga mendukung penguatan sistem kekebalan tubuh.

Produk konveksi yang dikembangkan dari penelitian ini termasuk waffle, sponge cake, sarapan waffle kering, dan isian asin untuk produk seperti PanCake. Salah satu aspek revolusioner dari produk ini adalah komposisi nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan produk konveksi konvensional. Produk-produk baru ini hampir tidak mengandung gula atau hanya dalam jumlah kecil, rendah lemak (hingga 5%), tetapi tinggi protein lengkap (13…20%). Hal ini merupakan solusi bagi konsumen yang peduli pada kesehatan, terutama yang mencari produk pangan dengan kandungan gula dan lemak rendah, tetapi tetap kaya akan nutrisi esensial.

Selain itu, setiap 100 gram produk ini mampu memenuhi kebutuhan harian untuk senyawa aktif biologis (BAS) seperti β-karoten dan senyawa fenolik, serta setengah dari kebutuhan harian vitamin C. Kombinasi ini menunjukkan bahwa produk konveksi generasi baru ini tidak hanya berfungsi sebagai camilan, tetapi juga sebagai sumber nutrisi yang signifikan untuk mendukung kesehatan tubuh. Produk yang dihasilkan juga sepenuhnya alami dan tidak mengandung zat tambahan berbahaya, menjadikannya alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan produk-produk konveksi komersial pada umumnya.

Keberhasilan penelitian ini juga menunjukkan bahwa teknologi nanoteknologi dalam pengolahan pangan bukan hanya sebuah tren, tetapi sebuah langkah maju dalam menciptakan produk pangan yang lebih berkualitas, baik dari segi gizi maupun keamanan pangan. Dengan memanfaatkan chickpea yang sudah dikenal sebagai sumber protein nabati yang kaya, teknologi ini berhasil mengoptimalkan kandungan nutrisinya ke tingkat yang lebih tinggi, sekaligus memperkenalkan metode produksi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana teknologi canggih seperti nanoteknologi dapat diaplikasikan dalam pengolahan pangan untuk menghasilkan produk yang lebih bernutrisi dan mendukung gaya hidup sehat. Produk-produk ini tidak hanya menjawab kebutuhan pasar yang semakin meningkat akan makanan sehat, tetapi juga menegaskan pentingnya inovasi berkelanjutan di industri pangan dalam menjawab tantangan kesehatan dan nutrisi global.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *