Pemanfaatan Teknologi Pencitraan Termal Inframerah untuk Pemantauan Suhu Produk Pertanian Segar di Rantai Dingin: Sebuah Terobosan dalam Pengemasan Pangan

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Teknologi pencitraan termal inframerah semakin populer dalam industri pangan, khususnya dalam menjaga kualitas dan keamanan produk pertanian segar di sepanjang rantai distribusi dingin. Penelitian ini mengkaji penggunaan teknologi tersebut untuk memantau suhu produk pertanian segar, yaitu bit gula dan mentimun, yang dikemas dalam baki dengan lapisan material berbeda, yaitu Tyvek, PET Metalik, dan Foam PET Metalik. Pemilihan bahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi lapisan pengemas mana yang paling optimal dalam menjaga suhu produk selama distribusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan baki yang terdeteksi oleh kamera termal inframerah bervariasi antara 1,9 hingga 6,0°C dibandingkan dengan pengukuran menggunakan detektor jarum. Perbedaan suhu ini menunjukkan adanya tantangan signifikan terkait emisi panas dari material yang digunakan. Misalnya, PET Metalik menunjukkan tingkat emisi yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan kesalahan pembacaan suhu yang lebih besar. Dalam industri pangan, ketepatan pengukuran suhu sangat penting untuk mencegah penurunan kualitas dan risiko kontaminasi produk.

Teknologi pencitraan termal inframerah menawarkan solusi efisien dan non-invasif untuk pemantauan suhu produk selama distribusi. Namun, emisi yang tinggi dari bahan metalik dapat mempengaruhi akurasi pengukuran suhu. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan karakteristik bahan pengemas dalam penggunaannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan Tyvek lebih cocok digunakan karena tingkat emisivitasnya yang mendekati emisivitas kamera termal inframerah, sehingga menghasilkan pembacaan suhu yang lebih akurat.

Dari perspektif teknologi pangan, penggunaan teknologi ini sangat relevan dalam rantai pasokan pangan yang melibatkan produk segar. Pemantauan suhu yang tepat dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas sensorik produk. Penggunaan bahan pengemas yang tepat, seperti Tyvek, juga dapat membantu mencegah fluktuasi suhu yang merusak, terutama untuk produk-produk yang rentan terhadap perubahan suhu seperti buah-buahan dan sayuran.

Penelitian ini memberikan wawasan mendalam bagi pengembangan metode pemantauan suhu yang lebih canggih dalam industri pangan. Data dan analisis yang dihasilkan dapat menjadi dasar bagi produsen untuk memilih bahan pengemas yang lebih efektif dan aman. Lebih jauh lagi, teknologi pencitraan termal inframerah dapat diintegrasikan dalam sistem manajemen kualitas pangan secara real-time, sehingga konsumen dapat menerima produk yang lebih segar dan berkualitas tinggi.

Sebagai seorang dosen di bidang Teknologi Pangan, saya melihat bahwa penelitian ini menawarkan inovasi penting yang dapat diterapkan di berbagai industri pangan, mulai dari distribusi produk segar hingga produk beku. Pengembangan teknologi pemantauan yang akurat seperti ini sangat diperlukan untuk menjawab tantangan dalam menjaga keamanan pangan di tengah kompleksitas rantai pasok yang semakin panjang dan beragam.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *