Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Dalam beberapa tahun terakhir, valorisasi limbah organik menjadi asam laktat (LA) melalui proses ko-digesti telah menarik minat penelitian yang besar. Asam laktat merupakan produk penting yang banyak digunakan dalam industri makanan, farmasi, dan bioteknologi. Penelitian ini mengeksplorasi potensi peningkatan akumulasi asam laktat dari pencernaan anaerobik (AD) limbah kotoran babi (SM) dengan menambahkan limbah apel (AW) atau limbah kentang (PW). Temuan ini menunjukkan bahwa penambahan kedua jenis limbah ini dapat secara signifikan meningkatkan produksi asam laktat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik AW maupun PW meningkatkan akumulasi asam laktat. Pada rasio pencampuran optimal 75:25 antara AW atau PW dengan SM, konsentrasi maksimum asam laktat yang dihasilkan masing-masing mencapai 27,61 g COD/L dan 8,91 g COD/L. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, masing-masing sekitar 3,53 dan 1,14 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mono-digesti SM. Hal ini menandakan bahwa penggunaan limbah sumber daya pangan dalam proses pencernaan anaerobik dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan produksi asam laktat.
Dalam perbandingan, ko-digesti SM dan AW menghasilkan produksi asam laktat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi SM dan PW, dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (p < 0,05). Salah satu alasan utama di balik keberhasilan ini adalah tingginya kandungan gula reduksi dalam limbah apel, yang memberikan substrat yang kaya bagi mikroorganisme penghasil asam laktat selama proses pencernaan anaerobik. Gula reduksi ini berfungsi sebagai sumber energi yang penting, mendorong pertumbuhan mikroba yang berperan dalam produksi asam laktat.
Selain itu, penambahan AW juga meningkatkan keberagaman relatif dari mikroba Lactobacillus dan Clostridium. Keberadaan mikroba ini sangat penting karena keduanya adalah penghasil asam laktat utama dalam proses fermentasi anaerobik. Dengan meningkatkan konsentrasi mikroba ini, proses AD menjadi lebih efisien dan produktif dalam menghasilkan asam laktat, yang tentunya dapat mendukung pengembangan aplikasi industri yang lebih luas.
Penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam mengubah limbah organik, seperti limbah pertanian dan kotoran hewan, menjadi produk bernilai tinggi seperti asam laktat. Dengan meningkatnya kesadaran akan isu keberlanjutan dan pengelolaan limbah, pendekatan ko-digesti ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Hal ini bisa menjadi alternatif yang menarik untuk mengatasi masalah limbah sambil menghasilkan produk yang dibutuhkan industri.
Sebagai dosen di bidang Teknologi Pangan, penting untuk terus menjelajahi dan mempromosikan metode inovatif dalam pengolahan limbah organik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam mekanisme yang terlibat dalam proses ini dan untuk mengoptimalkan kondisi produksi asam laktat dalam skala yang lebih besar. Dengan demikian, kita dapat mendorong praktik berkelanjutan di sektor pertanian dan industri makanan, serta meningkatkan nilai tambah dari limbah yang dihasilkan.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, penelitian ini dapat memberikan landasan bagi pengembangan teknologi baru dan strategi pengelolaan limbah yang lebih efektif. Transformasi limbah menjadi produk yang bermanfaat bukan hanya solusi praktis, tetapi juga langkah penting menuju keberlanjutan lingkungan yang lebih baik.