Peran Biomassa dalam Ekonomi Sirkular: Tantangan dan Peluang

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Ekonomi sirkular menekankan pentingnya menjaga nilai sumber daya agar dapat dimaksimalkan secara berkelanjutan dengan prinsip bahwa limbah yang tidak dapat dipulihkan harus dihindari sebanyak mungkin. Dalam konteks ini, biomassa menjadi komponen yang sangat penting, baik dari segi produk material maupun sebagai penyedia energi. Biomassa, dengan fungsinya sebagai bahan baku, memiliki potensi besar untuk menopang ekonomi bio-sirkular yang lebih berkelanjutan, terutama di Eropa. Namun, ada berbagai tantangan dan implikasi praktis yang perlu diperhatikan oleh para pemangku kepentingan di seluruh rantai nilai, mulai dari desain produk hingga manajemen limbah.

Tinjauan ini memberikan fokus pada produksi biomassa yang berkelanjutan serta peran biomassa sebagai feedstock untuk berbagai produk bio. Salah satu studi kasus yang dipakai adalah pemanfaatan anaerobic digestion (pencernaan anaerob) terhadap limbah makanan. Pencernaan anaerob mewakili salah satu metode pengolahan limbah yang tepat untuk mencapai ekonomi sirkular, karena memungkinkan limbah organik diubah menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai energi terbarukan, serta menghasilkan produk samping berupa pupuk organik yang bermanfaat.

Tantangan Utama dalam Implementasi Ekonomi Bio-Sirkular

Ada empat tantangan utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ekonomi bio-sirkular yang didorong oleh biomassa:

  1. Pemutusan hubungan antara industri petrokimia dan produksi biomassa: Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengurangi ketergantungan pada bahan petrokimia dan menggantinya dengan pupuk terbarukan. Industri petrokimia masih sangat dominan dalam rantai pasok global, terutama dalam produksi pupuk kimia yang digunakan untuk meningkatkan produksi biomassa. Penggunaan pupuk kimia ini tidak hanya memperparah degradasi lingkungan, tetapi juga mengurangi keberlanjutan ekonomi sirkular. Solusinya adalah mempromosikan produksi pupuk berbasis limbah organik yang dapat menggantikan peran pupuk kimia dalam sistem pertanian berkelanjutan.
  2. Menyediakan biomassa yang cukup untuk produk berbasis bio: Tantangan berikutnya adalah prioritas penggunaan energi terbarukan lainnya seperti surya dan angin sehingga biomassa dapat dialokasikan untuk produk bio daripada hanya sebagai sumber energi. Saat ini, biomassa sering kali dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, namun penggunaannya harus diprioritaskan untuk menghasilkan produk berbasis bio yang memiliki nilai lebih tinggi dalam ekonomi sirkular. Dengan memfokuskan energi terbarukan lain sebagai pengganti energi fosil, biomassa dapat digunakan secara lebih efisien sebagai bahan baku untuk produk-produk bio yang dapat digunakan kembali dalam jangka panjang.
  3. Meminimalkan limbah dari makanan dan pertanian: Limbah makanan dan pertanian menjadi tantangan besar dalam ekonomi sirkular. Limbah tersebut harus diminimalisir dan dimasukkan kembali ke dalam ekonomi melalui metode seperti pencernaan anaerob atau kompos. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sumber daya yang dihasilkan dari sektor pertanian tidak terbuang sia-sia, tetapi justru diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat seperti pupuk organik atau energi terbarukan. Mengembalikan limbah ini ke siklus ekonomi membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung keberlanjutan produksi biomassa.
  4. Peningkatan kerjasama pemangku kepentingan: Terakhir, kerjasama lintas rantai nilai menjadi kunci untuk mewujudkan ekonomi bio-sirkular. Para pemangku kepentingan, mulai dari produsen, pengolah, hingga pengguna akhir, harus bekerja sama dalam memaksimalkan penggunaan biomassa. Kerjasama ini diperlukan untuk menciptakan alur informasi yang lebih baik tentang bagaimana biomassa diproduksi, diolah, dan didaur ulang. Misalnya, keterlibatan petani, industri makanan, dan pembuat kebijakan dalam perencanaan pengelolaan limbah dapat meningkatkan efisiensi produksi biomassa serta memastikan bahwa limbah organik diolah secara efektif.

Studi Kasus Pencernaan Anaerob pada Limbah Makanan

Studi kasus yang diangkat dalam tinjauan ini mengenai pencernaan anaerob dari limbah makanan menunjukkan bagaimana teknologi ini dapat mendukung ekonomi sirkular. Pencernaan anaerob mengubah limbah organik menjadi biogas yang bisa digunakan untuk kebutuhan energi, seperti pemanas atau listrik, sekaligus menghasilkan pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Proses ini sangat sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah tidak berakhir sebagai sampah, tetapi dimanfaatkan kembali untuk keperluan produktif.

Namun, dalam implementasinya, ada beberapa tantangan seperti biaya investasi awal yang tinggi serta keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah pedesaan. Di samping itu, efisiensi teknologi pencernaan anaerob masih bisa ditingkatkan lebih lanjut untuk memaksimalkan produksi biogas dan mengurangi residu yang dihasilkan.

Kesimpulan

Tinjauan ini memberikan pandangan bahwa biomassa memiliki peran yang sangat krusial dalam transisi menuju ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan, terutama di Eropa. Namun, untuk mencapai keberhasilan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan di sepanjang rantai nilai biomassa. Keberhasilan ekonomi bio-sirkular tidak hanya bergantung pada teknologi pengolahan limbah seperti pencernaan anaerob, tetapi juga pada bagaimana kebijakan dapat mendorong penggunaan pupuk terbarukan, memprioritaskan biomassa untuk produk berbasis bio, serta meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan.

Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, penting untuk terus mendorong penelitian dan inovasi di bidang ini, guna memastikan bahwa biomassa dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bagian dari solusi jangka panjang untuk masalah keberlanjutan lingkungan. Pendidikan dan riset yang berfokus pada pengurangan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan pemanfaatan biomassa secara efisien harus menjadi prioritas dalam mendukung ekonomi sirkular di masa depan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *