Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Asam γ-aminobutirat (GABA) adalah asam amino non-protein alami yang terdiri dari empat karbon, yang semakin mendapatkan perhatian karena berbagai fungsi fisiologisnya yang menguntungkan. GABA dikenal memiliki efek positif seperti mengurangi tekanan darah, mengatasi depresi dan kecemasan, serta meningkatkan fungsi otak. Namun, meskipun manfaatnya melimpah, kandungan GABA secara alami dalam tanaman dan hewan tergolong rendah, yang mengakibatkan biaya produksi yang tinggi. Oleh karena itu, pengembangan metode produksi GABA yang efisien menjadi sangat penting untuk memenuhi permintaan pasar akan produk pangan yang sehat.
Metode pengayaan GABA dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama: pengayaan dari sumber nabati dan sintesis mikroba. Pengayaan dari sumber nabati melibatkan penggunaan tanaman tertentu yang diketahui memiliki potensi untuk meningkatkan kadar GABA, sementara sintesis mikroba memanfaatkan mikroorganisme yang dapat menghasilkan GABA dalam jumlah yang lebih signifikan. Dengan memanfaatkan kedua metode ini, diharapkan kita dapat memperoleh GABA yang cukup untuk digunakan dalam berbagai produk pangan fungsional.
Penggunaan GABA yang lebih tinggi dalam produk pangan seperti produk biji-bijian, produk susu, dan produk daging sangat berpotensi. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dalam makanan sehari-hari. Produk pangan yang kaya GABA dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan sehat, serta berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit yang terkait dengan gaya hidup modern.
Dalam konteks ini, memahami mekanisme sintesis GABA, teknologi pengayaan, dan status pengembangan pangan fungsional GABA menjadi krusial. Penelitian tentang mekanisme sintesis GABA membantu kita memahami cara-cara efektif untuk meningkatkan produksinya, baik dari sumber nabati maupun melalui teknologi mikrobiologi. Dengan informasi ini, industri makanan dapat mengembangkan produk yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya manfaat kesehatan.
Selain itu, teknologi pengayaan yang efisien akan berperan penting dalam memastikan bahwa produk akhir memiliki konsentrasi GABA yang cukup untuk memberikan efek fisiologis yang diharapkan. Ini juga mencakup penelitian tentang stabilitas GABA dalam berbagai kondisi pemrosesan makanan, sehingga produk yang dihasilkan dapat mempertahankan kandungan GABA selama masa simpan.
Pengembangan pangan fungsional yang mengandung GABA tidak hanya menawarkan keuntungan bagi produsen makanan, tetapi juga meningkatkan pilihan sehat bagi konsumen. Dengan semakin banyaknya produk yang mengandung GABA di pasaran, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan GABA akan meningkat, serta dapat mendorong perilaku makan yang lebih sehat.
Secara keseluruhan, penelitian dan pengembangan GABA dalam industri pangan membuka peluang besar untuk menciptakan produk yang lebih sehat dan fungsional. Ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat di era modern, di mana masalah kesehatan mental dan fisik semakin mendominasi. GABA bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pangan yang lebih bergizi dan bermanfaat.