Analisis Emergi pada Pembangkit Listrik Biogas untuk Menilai Keberlanjutan Terintegrasi

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Tujuan dari studi ini adalah untuk menerapkan Emergy Analysis pada pembangkit listrik biogas yang menggunakan biomassa dari sektor pertanian dan peternakan, dengan fokus pada penilaian keberlanjutan terintegrasi dan pengaruh pemilihan batas sistem pada indikator keberlanjutan yang dihasilkan. Dalam konteks teknik sistem termal dan energi terbarukan, pendekatan ini sangat relevan karena mampu mengevaluasi interaksi kompleks antara subsistem dan aliran sumber daya yang terkait, terutama dalam sistem energi berbasis biomassa.

Pendekatan Emergy Analysis: Integrasi Hulu dan Hilir

Emergy Analysis merupakan alat yang berguna untuk mengukur keberlanjutan dengan menghitung seluruh energi yang terlibat dalam produksi suatu sistem, baik energi terbarukan maupun non-terbarukan. Pada studi ini, analisis tersebut diterapkan pada dua skala sistem: Sistem Referensi (pembangkit listrik biogas dan pertanian) dan Sistem Ekspansi yang mencakup peternakan sapi yang menghasilkan pupuk kandang cair sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik biogas.

Pendekatan Emergy memungkinkan penilaian keberlanjutan dengan memperhitungkan aliran sumber daya dari hulu hingga hilir. Hal ini penting karena keberlanjutan tidak hanya diukur dari seberapa besar energi yang dihasilkan, tetapi juga dari dampak lingkungan yang dihasilkan dan potensi untuk menciptakan sistem ekonomi yang sirkular.

Analisis Sistem Referensi: Tantangan Keberlanjutan

Hasil analisis pada Sistem Referensi menunjukkan bahwa transformity dari listrik yang dihasilkan oleh pembangkit biogas sebanding dengan sistem energi berbasis fosil. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun biogas merupakan sumber energi terbarukan, dalam praktiknya efisiensi produksinya tidak jauh berbeda dengan energi berbasis fosil dari segi penggunaan energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik.

Indikator penting lainnya adalah Emergy Yield Ratio (EYR), yang dihasilkan sekitar 1. EYR adalah indikator yang mengukur seberapa besar energi yang dihasilkan dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk memproduksi sumber daya tersebut. Nilai 1 menunjukkan bahwa sistem biogas ini lebih berperan sebagai konsumen energi daripada sumber energi, yang artinya sistem ini tidak memberikan surplus energi yang signifikan.

Selain itu, Environmental Loading Ratio (ELR) yang dihasilkan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa sistem ini menggunakan lebih banyak sumber daya non-terbarukan daripada terbarukan. Dengan kata lain, meskipun biogas dipandang sebagai sumber energi hijau, proporsi besar dari input yang digunakan dalam sistem ini masih berasal dari sumber daya yang tidak dapat diperbarui, yang mengurangi tingkat keberlanjutan secara keseluruhan.

Analisis Sistem Ekspansi: Nilai Tambah dari Integrasi Sektor

Ekspansi sistem untuk mencakup sektor peternakan menyoroti potensi sinergi antara pertanian, peternakan, dan produksi energi. Dengan mengintegrasikan peternakan sapi yang menghasilkan pupuk kandang cair sebagai bahan baku untuk biogas, sistem ini dapat memberikan lebih banyak produk dan layanan ke ekonomi, termasuk produksi daging dan susu dari peternakan, serta energi dari biomassa. Ini mengarah pada model ekonomi yang lebih sirkular di mana limbah dari satu sektor dimanfaatkan sebagai input untuk sektor lain.

Namun, meskipun sistem ekspansi ini lebih kompleks dan berpotensi memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang lebih besar, tantangan utamanya adalah bagaimana meningkatkan proporsi sumber daya terbarukan yang digunakan agar sistem ini benar-benar berkelanjutan. Jika sebagian besar input tetap berasal dari sumber daya non-terbarukan, dampak lingkungan secara keseluruhan akan tetap tinggi.

Implikasi untuk Kebijakan Energi

Studi ini menyoroti pentingnya melakukan penilaian keberlanjutan pada berbagai skala untuk menghasilkan analisis yang relevan bagi proses pengambilan kebijakan. Dalam konteks transisi energi, kebijakan yang mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti biogas, harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti efisiensi energi, dampak lingkungan, dan potensi untuk menciptakan ekonomi yang lebih sirkular.

Salah satu implikasi penting dari studi ini adalah perlunya dukungan teknologi yang lebih besar untuk meningkatkan efisiensi sistem biogas, misalnya melalui inovasi dalam teknologi fermentasi anaerob atau pengolahan limbah. Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung integrasi sektor pertanian, peternakan, dan energi akan sangat penting untuk menciptakan model keberlanjutan yang lebih terintegrasi.

Tantangan dan Peluang

Dari perspektif teknik sistem termal dan energi terbarukan, studi ini menunjukkan bahwa ada tantangan signifikan dalam mencapai keberlanjutan energi melalui biogas. Meskipun biogas menawarkan potensi besar sebagai sumber energi terbarukan, terutama di sektor pertanian, penggunaannya saat ini masih memiliki keterbatasan dalam hal efisiensi energi dan ketergantungan pada sumber daya non-terbarukan.

Namun, ada peluang besar untuk mengatasi tantangan ini melalui pengembangan teknologi dan kebijakan yang mendukung ekonomi sirkular. Inovasi dalam teknologi pengolahan limbah, optimasi proses konversi energi, serta peningkatan proporsi sumber daya terbarukan dapat membantu meningkatkan keberlanjutan sistem biogas ini. Selain itu, integrasi yang lebih baik antara pertanian, peternakan, dan energi juga akan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi lokal dan mengurangi dampak lingkungan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, studi ini memberikan wawasan penting mengenai aplikasi Emergy Analysis dalam menilai keberlanjutan pembangkit listrik biogas. Meskipun sistem biogas memiliki potensi besar dalam mendukung transisi energi terbarukan, masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal efisiensi energi dan proporsi sumber daya terbarukan yang digunakan. Dari perspektif kebijakan, pendekatan integratif antara sektor pertanian, peternakan, dan energi dapat menciptakan ekonomi yang lebih sirkular dan berkelanjutan, asalkan didukung oleh inovasi teknologi dan regulasi yang tepat.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *