Inovasi Teknologi Tepung Komposit: Solusi untuk Tantangan Ketahanan Pangan Global

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Perkembangan teknologi tepung komposit semakin mendapatkan perhatian di kalangan peneliti dan ahli pangan, terutama dalam konteks meningkatnya populasi global. Dengan estimasi jumlah penduduk dunia yang akan mencapai lebih dari delapan miliar pada tahun 2030, kebutuhan akan produk pangan, khususnya makanan olahan seperti roti dan kue pastry, akan semakin meningkat. Kondisi ini menuntut kita untuk mempertimbangkan potensi penurunan pasokan gandum di masa mendatang, sehingga sangat penting untuk menjelajahi sumber tepung dan pati alternatif.

Salah satu fokus utama penelitian ini adalah sifat thermal dari tepung komposit, yang berfungsi sebagai bahan baku dalam produk bakery dan pastry. Tepung cassava berkualitas tinggi (HQCF) atau tepung cassava biasa menjadi salah satu bahan komposit yang diperhatikan. Penggunaan tepung cassava tidak hanya berdampak pada kualitas sensorik dan nutrisi produk, tetapi juga berkontribusi pada nilai tambah dalam rantai produk cassava. Dengan meningkatnya ketergantungan pada gandum, integrasi tepung cassava dalam pembuatan roti merupakan langkah penting untuk mengurangi impor tepung gandum dan meningkatkan produksi tepung cassava lokal.

Studi tentang karakteristik thermal dari campuran tepung gandum dan sumber lainnya memberikan wawasan penting mengenai bagaimana tepung cassava dapat memengaruhi kualitas akhir produk. Penelitian menunjukkan bahwa tepung cassava memiliki kemampuan untuk mendukung kualitas tekstur dan rasa dalam produk bakery. Hal ini penting dalam upaya menghadirkan produk yang tidak hanya bergizi tetapi juga disukai konsumen. Oleh karena itu, pengembangan produk gluten-free dan fortifikasi makanan dengan tepung komposit juga menunjukkan potensi yang menjanjikan.

Penerimaan teknologi tepung komposit sebagai teknik inovatif untuk memanfaatkan keuntungan dari tepung yang mungkin tidak teridentifikasi sebelumnya menjadi semakin luas. Ini menunjukkan bahwa ada peluang besar untuk mengeksplorasi campuran tepung yang berbeda untuk mencapai karakteristik yang diinginkan dalam produk akhir. Proposisi penggunaan tepung komposit tidak hanya mendukung keberagaman produk, tetapi juga dapat memperkuat ketahanan pangan dengan meningkatkan kemandirian produksi pangan lokal.

Komposisi tepung dalam campuran sangat memengaruhi sifat akhir produk, dan pemahaman yang lebih baik mengenai interaksi antar tepung dapat mengarah pada pengembangan produk yang lebih baik. Ini menjadi penting dalam konteks kebutuhan pangan yang terus meningkat, di mana inovasi dan efisiensi produksi harus selaras. Dengan menjadikan tepung cassava sebagai bagian dari produk bakery, kita juga berkontribusi pada pengembangan industri pertanian lokal yang lebih berkelanjutan.

Secara keseluruhan, teknologi tepung komposit menawarkan solusi yang inovatif untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan global. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan diversifikasi sumber pangan, penelitian lebih lanjut dalam bidang ini akan sangat bermanfaat. Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya dapat meningkatkan kualitas produk, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan keberlanjutan lingkungan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *