Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Teknologi cetak 3D semakin menunjukkan potensi besar dalam menciptakan produk pangan yang menarik dan unik. Kemampuan teknologi ini untuk menghasilkan item dengan komposisi spesifik dan bentuk yang rumit menuntut pengembangan bahan baru yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu bahan yang menjanjikan adalah pati cassava, yang dapat dimodifikasi untuk meningkatkan sifat cetaknya. Penelitian ini memperkenalkan metode perlakuan pemanasan kering (DHT) sebagai cara yang efektif untuk memodifikasi pati cassava, dengan fokus pada aplikasinya dalam cetakan 3D.
Dalam penelitian ini, perlakuan DHT dilakukan pada suhu 130 °C selama 2 jam (DHT_2h) dan 4 jam (DHT_4h). Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa waktu perlakuan yang lebih lama menghasilkan pati dengan kandungan karbonil yang lebih tinggi dan ukuran granula yang lebih besar. Sifat-sifat ini penting untuk meningkatkan daya serap dan kelarutan pati, yang merupakan faktor kunci dalam aplikasi pangan. Selain itu, perlakuan DHT juga mempengaruhi kristalinitas granula dan mengurangi ukuran molekul, sehingga berpotensi meningkatkan kualitas hidrogel yang dihasilkan.
Pati yang dimodifikasi dengan perlakuan DHT menunjukkan peningkatan dalam indeks absorpsi air dan indeks kelarutan air, yang sangat penting dalam menentukan sifat cetak hidrogel. Gel yang dihasilkan dengan perlakuan DHT_4h memiliki viskositas puncak yang lebih rendah tetapi kekuatan gel yang lebih tinggi dibandingkan dengan gel yang dihasilkan dari pati asli. Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi yang tepat dapat menciptakan gel dengan tekstur dan stabilitas yang lebih baik, yang sangat dibutuhkan dalam proses pencetakan 3D.
Penting untuk dicatat bahwa peningkatan suhu dalam proses gelatinisasi berpengaruh terhadap kekuatan gel dari pati asli dan DHT_2h, di mana suhu yang lebih tinggi cenderung mengurangi kekuatan gel. Namun, gel yang dihasilkan dari DHT_4h justru menunjukkan hasil terbaik, dengan kualitas cetak yang lebih unggul dan resolusi yang lebih baik saat digunakan untuk mencetak bentuk 3D, seperti bintang. Temuan ini membuka peluang baru bagi penggunaan pati cassava dalam produk pangan yang inovatif.
Salah satu keuntungan dari penggunaan pati cassava adalah keberlanjutannya sebagai sumber daya lokal yang melimpah dan terjangkau. Dengan modifikasi yang tepat, pati cassava dapat bersaing dengan bahan baku lainnya dalam industri pangan, termasuk untuk aplikasi cetak 3D. Ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan mendukung pertanian lokal.
Dengan meningkatnya minat terhadap makanan yang diproduksi secara berkelanjutan dan inovatif, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teknologi pangan yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Penggunaan teknologi cetak 3D dengan bahan pati cassava yang dimodifikasi menunjukkan bahwa kita dapat menciptakan produk yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki kualitas tekstur dan rasa yang baik.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang potensi penggunaan pati cassava dalam cetakan 3D, serta manfaat dari perlakuan DHT dalam meningkatkan sifat cetaknya. Dengan terus melakukan penelitian dan inovasi, kita dapat menjelajahi lebih jauh aplikasi pati cassava, memperluas kemungkinan dalam industri pangan, dan menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan untuk tantangan ketahanan pangan di masa depan.