Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap isu lingkungan, serta permintaan konsumen akan produk pangan yang stabil, sehat, dan aman, telah mendorong industri kemasan dan pangan untuk mengembangkan material kemasan yang dapat dimakan (edible packaging). Salah satu terobosan signifikan dalam bidang ini adalah film dan lapisan edible berbasis protein whey, yang menawarkan solusi kemasan berkelanjutan dengan potensi besar sebagai penghalang fungsional antara makanan dan lingkungan, menjaga keamanan serta kualitas pangan.
Protein whey, yang merupakan biopolimer alami, kini banyak mendapat perhatian sebagai alternatif yang ramah lingkungan terhadap polimer sintetis. Sifatnya yang melimpah, aman, dan biodegradable menjadikan protein whey sebagai kandidat yang ideal dalam pengembangan film dan lapisan kemasan yang dapat dimakan. Ada dua bentuk utama protein whey yang digunakan dalam pembentukan kemasan ini, yaitu whey protein isolate (WPI) dan whey protein concentrate (WPC). Keduanya berperan dalam menciptakan jaringan polimer yang kering dan berinteraksi secara intensif dalam struktur gel tiga dimensi yang membentuk film atau lapisan yang kuat.
Keunggulan film dan lapisan yang terbuat dari protein whey terletak pada sifat fisiknya yang luar biasa. Film tersebut biasanya tidak berwarna, tidak berbau, fleksibel, dan transparan, dengan sifat mekanis dan penghalang yang unggul dibandingkan polimer berbasis polisakarida atau protein lainnya. Secara khusus, film ini memiliki permeabilitas uap air yang tinggi, kekuatan tarik yang rendah, namun permeabilitas oksigen yang sangat baik, menjadikannya ideal untuk menjaga kesegaran produk pangan tanpa menyebabkan kelembaban berlebih.
Salah satu keunggulan dari kemasan edible berbasis protein whey adalah kemampuannya untuk berfungsi sebagai kendaraan bahan aktif seperti antimikroba, antioksidan, hingga probiotik. Hal ini menjadikannya lebih dari sekadar kemasan pasif, melainkan juga berkontribusi terhadap perpanjangan umur simpan produk dan peningkatan kualitas pangan tanpa mengubah sifat-sifat kemasan yang diinginkan. Inovasi ini tentu saja menambah nilai lebih dalam aplikasi industri, terutama dalam memenuhi kebutuhan kemasan yang fungsional sekaligus ramah lingkungan.
Dalam konteks teknologi pengolahan, kemasan edible berbasis protein whey telah mengalami banyak kemajuan. Proses pembentukan film dan lapisan ini memanfaatkan teknologi yang efisien, memungkinkan penambahan bahan aditif untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis dan fungsionalnya. Salah satu contohnya adalah penggunaan protein whey sebagai matriks untuk pembawa bahan aktif seperti agen penghambat mikroba dan antioksidan, yang terbukti mampu memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas makanan dengan lebih baik.
Dari segi penerapan, lapisan edible ini telah berhasil digunakan pada berbagai produk pangan, termasuk buah-buahan segar, produk olahan daging, dan produk roti. Penggunaan kemasan edible berbasis protein whey ini tidak hanya menjaga kualitas sensoris produk, tetapi juga meningkatkan ketahanan mikroba dan memperpanjang masa simpan tanpa menambah limbah plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan demikian, produk ini mampu mengatasi dua tantangan besar industri pangan saat ini, yaitu keamanan pangan dan pengurangan limbah.
Kesimpulannya, kemasan edible berbasis protein whey adalah solusi revolusioner dalam bidang teknologi pangan, yang tidak hanya menawarkan alternatif ramah lingkungan untuk kemasan sintetis, tetapi juga memberikan manfaat fungsional yang signifikan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk pangan. Dengan terus berkembangnya teknologi dan penambahan bahan aktif yang tepat, kemasan ini memiliki potensi besar untuk diadopsi secara luas di industri pangan sebagai upaya mendukung keberlanjutan dan kualitas hidup yang lebih baik.