Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Bunga edible semakin populer dalam dunia pangan fungsional dan nutraceutical, karena kandungan molekul antioksidan dan mineral yang tinggi, yang berkontribusi pada nutrisi manusia. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan untuk membandingkan berbagai spesies bunga, masih sedikit yang diketahui mengenai praktik agronomi terbaik untuk meningkatkan hasil dan kualitas nutraceutical bunga-bunga ini. Penelitian terbaru berfokus pada aplikasi silikon dan teknologi non-termal plasma (NTP) dalam meningkatkan produksi dan kualitas nutrisi bunga edible, khususnya Begonia cucullata.
Silikon diketahui dapat merangsang resistensi tanaman terhadap stres dan meningkatkan pertumbuhan, sedangkan teknologi NTP digunakan untuk mendisinfeksi dan mendekontaminasi air, serta memperbaiki produksi tanaman. Penggunaan silikon melalui larutan nutrisi dan penyemprotan, serta aplikasi NTP pada bunga edible, merupakan pendekatan baru yang diharapkan dapat memperbaiki hasil dan sifat nutraceutical bunga. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi antara kedua perlakuan ini tidak selalu memberikan hasil yang diinginkan, terutama dalam produksi Begonia cucullata berwarna merah dan putih.
Dalam penelitian ini, bunga merah memiliki sifat nutraceutical yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga putih, tetapi menghasilkan jumlah bunga yang lebih sedikit. Perlakuan silikon terbukti efektif dalam meningkatkan kandungan antosianin dan persentase berat kering pada bunga merah, yang menunjukkan bahwa silikon memiliki efek positif pada peningkatan kualitas nutrisi bunga edible. Silikon membantu tanaman dalam mengatasi tekanan lingkungan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kandungan senyawa bioaktif seperti antosianin, yang penting dalam industri nutraceutical.
Di sisi lain, teknologi NTP menunjukkan hasil yang beragam. NTP meningkatkan konsentrasi seng pada bunga putih, tetapi menurunkan kadar kalium, magnesium, dan mangan, serta meningkatkan konsentrasi silikon. Penurunan beberapa mineral penting ini dapat mengurangi nilai gizi bunga edible, terutama dalam hal keseimbangan mineral yang dibutuhkan tubuh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa NTP tidak selalu menghasilkan manfaat yang konsisten dalam hal peningkatan kualitas nutrisi bunga.
Lebih lanjut, kombinasi perlakuan silikon dan NTP justru memberikan dampak negatif pada beberapa sifat nutraceutical bunga merah. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua perlakuan tersebut tidak dapat dikombinasikan secara efektif dalam produksi bunga edible. Hal ini memberikan wawasan penting bahwa meskipun masing-masing teknologi memiliki potensi, penerapannya harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman dan kondisi agronomis tertentu.
Kesimpulannya, aplikasi silikon terbukti memberikan manfaat yang signifikan dalam produksi bunga edible, terutama dalam meningkatkan kandungan antioksidan seperti antosianin. Namun, teknologi NTP masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama untuk memahami bagaimana pengaruhnya dalam mencegah serangan biotik dan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam produksi tanaman. Penelitian ini memberikan panduan penting bagi para peneliti dan produsen bunga edible dalam memilih teknologi yang tepat untuk meningkatkan kualitas nutrisi dan nutraceutical produk mereka tanpa mengorbankan hasil dan keamanan pangan.
Dengan hasil ini, diharapkan produsen bunga edible dapat lebih bijaksana dalam memilih teknologi pertanian yang sesuai, serta terus berinovasi dalam menciptakan produk yang lebih sehat dan berkelanjutan. Penggunaan silikon yang terbukti efektif harus diutamakan, sementara potensi NTP perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan bahwa penggunaannya tidak merugikan nutrisi tanaman.