Inovasi Teknologi Pasca-Panen: Menggabungkan Asam Salisilat dan Atmosfer Terkontrol untuk Mengawetkan Buah Wolfberry

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Buah wolfberry (Lycium barbarum) dikenal kaya akan zat bioaktif dan memiliki nilai tinggi baik sebagai obat tradisional maupun bahan pangan. Namun, tantangan utama dalam pengelolaan wolfberry adalah sifatnya yang cepat membusuk setelah panen. Untuk mengatasi hal ini, pengeringan menjadi salah satu metode pengawetan yang umum digunakan. Meski efektif memperpanjang umur simpan, proses pengeringan membutuhkan energi yang tinggi dan sering kali menurunkan kandungan bioaktif pada wolfberry. Hal ini membuat pencarian metode pengawetan alternatif menjadi sangat penting, terutama dalam menjaga kualitas dan stabilitas selama penyimpanan.

Berbagai teknologi seperti penyimpanan dingin, pelapisan dapat dimakan (edible coating), dan pengemasan atmosfer termodifikasi telah dikembangkan untuk mengatasi masalah penurunan kualitas pasca-panen wolfberry. Namun, data yang tersedia mengenai efektivitas teknologi-teknologi ini masih sangat terbatas, terutama terkait kombinasi antara penggunaan asam salisilat (SA) dan kontrol atmosfer (CA). Studi terbaru mencoba meneliti dampak gabungan SA dan CA dalam menjaga kualitas fisikokimia wolfberry selama penyimpanan, serta bagaimana kedua teknologi ini mempengaruhi stabilitas kualitas buah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna dan kehilangan berat (weight loss, WL) adalah indikator utama dari penurunan kualitas wolfberry selama penyimpanan. Buah yang mampu mempertahankan kualitas warna tinggi dan kehilangan berat yang rendah dinilai memiliki kualitas yang lebih baik. Penggunaan SA dan kondisi atmosfer hipoksia (pengaturan oksigen yang rendah) secara sinergis dapat menekan laju respirasi buah, menjaga kandungan asam askorbat (AsA), serta mempertahankan kualitas warna. Selain itu, SA juga mampu mengurangi gangguan fisiologis yang biasanya terjadi pada buah selama penyimpanan.

Analisis komponen utama dan kluster dalam penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi CA dan SA + CA sangat efektif dalam memperpanjang umur simpan wolfberry dan meminimalkan penurunan kualitas. Secara praktis, hasil ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi pengendalian atmosfer yang dikombinasikan dengan perlakuan asam salisilat dapat menjadi strategi inovatif untuk mempertahankan kesegaran wolfberry pasca-panen.

Bagi industri pertanian dan pangan, temuan ini sangat penting. Wolfberry, yang sering kali mengalami kerusakan mekanis selama panen dan cepat mengalami pelunakan, bisa mendapatkan manfaat besar dari teknologi ini. Kombinasi SA dan kontrol atmosfer bukan hanya memperpanjang umur simpan buah, tetapi juga mempertahankan kandungan nutrisinya, terutama zat-zat bioaktif yang berharga. Hal ini tidak hanya penting untuk meningkatkan nilai ekonomi wolfberry, tetapi juga memastikan bahwa konsumen mendapatkan produk dengan kualitas terbaik.

Dalam konteks Teknologi Pangan, inovasi ini menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam pengawetan buah yang mudah rusak seperti wolfberry. Dengan semakin berkembangnya teknologi penyimpanan pasca-panen, kita dapat berharap pada masa depan yang lebih cerah di mana pengelolaan hasil panen dapat dilakukan dengan lebih efisien dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan kualitas dan kandungan nutrisi produk.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *