Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Infeksi penyakit yang menyerang sekitar lima puluh ribu individu setiap harinya terus menjadi masalah serius di seluruh dunia, dengan salah satu penyebab utamanya adalah munculnya resistensi multi-obat pada strain mikroba. Situasi ini mendorong pencarian senyawa antimikroba baru dan alami yang memiliki bioaktivitas lebih tinggi dan efek samping yang minimal. Dalam konteks ini, senyawa bioaktif yang ditemukan dalam makanan praktis, seperti buah-buahan, menawarkan perlindungan terhadap berbagai penyakit melalui berbagai mekanisme, termasuk sifat antioksidan yang penting.
Salah satu buah yang memiliki potensi besar dalam hal ini adalah mangga. Meski hanya daging buah yang sering digunakan, bagian lain dari mangga seperti kulit dan biji sering kali dibuang, menyebabkan masalah lingkungan. Namun, bagian-bagian ini ternyata memiliki nilai nutraceutical yang tinggi, dan penggunaan yang lebih bijak dari mangga bisa mendatangkan banyak manfaat kesehatan. Senyawa polifenol yang ditemukan dalam mangga, terutama dalam daging buah, daun, dan kulit batang, memiliki bioaktivitas yang signifikan dan dapat berkontribusi pada perlindungan terhadap stres oksidatif dan penyakit.
Salah satu senyawa bioaktif yang menonjol dalam mangga adalah Mangiferin, yang memiliki berbagai efek kesehatan, termasuk sifat anti-kanker dan anti-inflamasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran dan aplikasi medis, gizi, serta industri dari senyawa-senyawa ini. Pemahaman yang lebih mendalam tentang cara kerja senyawa-senyawa ini dalam mempertahankan kesehatan dapat membantu dalam pengembangan produk nutraceutical yang efektif.
Konsumsi mangga yang matang memberikan banyak manfaat nutrisi, terutama karena kandungan antioksidan dan polifenol yang tinggi. Dengan manfaat kesehatan yang terbukti, mangga bisa menjadi kandidat yang sangat baik untuk digunakan dalam suplemen kesehatan dan produk nutraceutical lainnya. Penggunaan teknologi modern seperti pengeringan beku untuk menghasilkan bubuk mangga kering juga menjanjikan, karena metode ini dapat mempertahankan kualitas gizi yang setara dengan daging buah segar.
Selain itu, ada potensi besar untuk menerapkan teknik pengeringan alternatif dalam pemrosesan produk buah, seperti bar buah. Ini tidak hanya akan meningkatkan daya tarik mangga sebagai bahan makanan, tetapi juga mengurangi limbah yang dihasilkan dari bagian buah yang tidak terpakai. Inovasi dalam pemrosesan ini dapat mendorong penerimaan produk berbasis mangga di pasar, meningkatkan nilai ekonomisnya.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai mangga, termasuk semua komponen bioaktif yang ada, sangat penting untuk menggali potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Mengoptimalkan penggunaan mangga tidak hanya akan meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat, tetapi juga membantu dalam memahami mekanisme pertahanan tanaman yang bergantung pada senyawa-senyawa tersebut.
Secara keseluruhan, mangga menawarkan peluang yang luar biasa sebagai sumber nutraceutical dan senyawa bioaktif yang dapat membantu melawan infeksi dan meningkatkan kesehatan. Dengan dukungan teknologi modern dan penelitian yang berkelanjutan, mangga dapat dioptimalkan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.