Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Warna merupakan salah satu indikator utama dalam menilai kualitas pangan, yang secara langsung mempengaruhi daya tarik dan nilai komoditas suatu produk. Bagi konsumen, warna tidak hanya menjadi aspek visual yang menentukan daya tarik suatu produk, tetapi juga memberikan petunjuk penting terkait tingkat kematangan, proses pengolahan, dan potensi kerusakan selama penyimpanan. Oleh karena itu, deteksi warna pangan memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan kualitas dan keamanan produk pangan, serta menjadi salah satu parameter yang terus ditingkatkan dalam industri pengujian pangan.
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian tentang persepsi warna pangan berkembang pesat, baik di tingkat domestik maupun internasional. Warna pangan tidak hanya dipahami sebagai aspek estetis, tetapi juga sebagai karakteristik fisik yang dapat memberikan informasi mendalam tentang kualitas suatu produk. Misalnya, perubahan warna yang terjadi selama penyimpanan dapat menjadi indikator degradasi nutrisi atau reaksi kimia yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sistem representasi warna, seperti CIE Lab*, telah diperkenalkan untuk mendeskripsikan warna secara lebih objektif dan terukur. Sistem ini memungkinkan para peneliti dan produsen untuk mengevaluasi dan membandingkan warna secara konsisten, tanpa bergantung pada persepsi subjektif.
Dalam praktiknya, teknologi pendeteksian warna pangan telah berkembang pesat, termasuk penggunaan kolorimeter dan teknologi penglihatan komputer (computer vision). Kolorimeter, alat yang secara langsung mengukur warna berdasarkan pantulan cahaya, telah lama digunakan dalam industri pangan untuk mengevaluasi warna secara cepat dan akurat. Namun, alat ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam hal cakupan area yang sempit dan ketidakmampuan untuk menganalisis kompleksitas warna dalam jumlah besar atau bentuk yang tidak rata.
Sebaliknya, teknologi penglihatan komputer menjadi inovasi mutakhir yang memungkinkan analisis warna secara lebih mendetail dan menyeluruh. Dengan memanfaatkan kamera digital dan perangkat lunak pengolahan citra, teknologi ini mampu mendeteksi perubahan warna pada seluruh permukaan produk pangan secara real-time. Keunggulan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam melakukan pengujian non-destruktif dan otomatisasi, yang sangat cocok untuk industri pangan modern yang mengutamakan efisiensi dan akurasi. Namun, tantangan yang dihadapi teknologi penglihatan komputer termasuk biaya tinggi untuk implementasi serta kebutuhan akan perangkat lunak yang canggih untuk menganalisis citra dengan presisi tinggi.
Di masa depan, prediksi menunjukkan bahwa teknologi deteksi warna pangan akan semakin berfokus pada integrasi dengan kecerdasan buatan (AI) dan sistem berbasis sensor yang lebih canggih. Sistem ini diharapkan mampu memberikan analisis yang lebih komprehensif, termasuk tidak hanya perubahan warna, tetapi juga korelasi dengan parameter mutu lainnya, seperti kelembaban, kandungan nutrisi, atau keberadaan kontaminan. Teknologi ini juga diprediksi akan semakin terjangkau, memungkinkan penerapannya pada berbagai jenis usaha, dari skala kecil hingga besar.
Secara keseluruhan, deteksi warna pangan tidak hanya tentang aspek visual, tetapi merupakan langkah penting dalam memastikan kualitas dan keamanan produk pangan. Pengembangan teknologi deteksi yang lebih canggih, seperti penglihatan komputer dan AI, berpotensi memberikan dampak besar pada efisiensi produksi dan kualitas akhir produk pangan. Warna yang tepat dapat meningkatkan daya tarik konsumen, sementara deteksi perubahan warna yang tepat waktu dapat mencegah potensi kerugian kualitas yang lebih besar. Dengan demikian, teknologi deteksi warna menjadi salah satu pilar utama dalam pengembangan industri pangan yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi.