Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Industri pangan saat ini tengah berada di titik perubahan besar, dengan kemunculan konsep-konsep baru seperti nutraceuticals, pangan fungsional, peningkat imunitas, mikroenkapsulasi, nanoemulsi, hingga kemasan yang dapat dimakan (edible packaging). Konsumen semakin sadar akan pentingnya pangan yang tidak hanya sehat tetapi juga ramah lingkungan. Kemasan edible menjadi solusi inovatif dalam hal ini, di mana polimer biopolimer yang dapat dikonsumsi seperti lipid, polisakarida, protein, hingga resin, digunakan sebagai bahan dasar. Bahan-bahan ini diambil dari berbagai sumber yang tidak konvensional seperti mikroorganisme, dan dirancang untuk dikonsumsi bersama makanan. Pergeseran dari kemasan tradisional menuju kendaraan bioaktif yang ramah lingkungan membuka banyak peluang bagi industri pangan dan kemasan.
Kemasan edible tidak hanya menjadi pelindung fisik bagi makanan, tetapi juga dapat berfungsi sebagai penghantar senyawa bioaktif, seperti probiotik, antioksidan, dan peningkat imunitas. Namun, salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan adalah degradasi senyawa bioaktif akibat reaksi oksidasi atau interaksi antar senyawa di dalam matriks pangan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan bioavailabilitas senyawa tersebut, serta perubahan warna dan rasa yang tidak diinginkan. Inilah yang mendorong perkembangan teknologi pengemasan yang lebih canggih untuk melindungi kandungan nutrisi serta mempertahankan kualitas pangan.
Salah satu teknologi paling menjanjikan dalam mengatasi tantangan ini adalah enkapsulasi. Teknologi ini memungkinkan penjebakan senyawa-senyawa penting seperti rasa, probiotik, atau zat aditif lainnya dalam lapisan pelindung yang sangat kecil. Enkapsulasi bekerja dengan menjaga stabilitas senyawa bioaktif sehingga tetap efektif hingga produk dikonsumsi. Ini menjadi solusi ideal untuk mengatasi kendala pada kemasan edible konvensional, di mana senyawa bioaktif sering kali mudah terdegradasi. Dengan enkapsulasi, senyawa-senyawa ini terlindungi dari lingkungan eksternal, termasuk dari oksidasi dan perubahan kimiawi lainnya.
Selain itu, bahan enkapsulasi yang digunakan juga sangat beragam. Lipid, polisakarida, dan protein adalah bahan yang umum digunakan karena sifatnya yang ramah lingkungan dan kompatibel dengan sistem pangan. Bahan-bahan ini dapat melindungi senyawa bioaktif, mencegah terjadinya reaksi yang merugikan, serta memastikan kandungan nutrisi tetap terjaga. Film dan coating berbasis edible yang diperkaya dengan teknologi enkapsulasi ini dapat memberikan banyak manfaat, seperti mempertahankan kualitas sensoris (rasa, warna, aroma), memperpanjang umur simpan, dan menjaga keamanan pangan.
Kemasan yang dapat dimakan dengan teknologi enkapsulasi memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita melihat kemasan makanan. Tidak hanya menawarkan keamanan dan perlindungan produk, tetapi juga berperan dalam penghantaran nutrisi yang lebih baik kepada konsumen. Selain itu, karena bahan-bahan yang digunakan dapat terbiodegradasi, teknologi ini memberikan solusi berkelanjutan untuk masalah limbah plastik yang saat ini menjadi perhatian global.
Namun, meskipun enkapsulasi dan kemasan edible menawarkan banyak kelebihan, masih ada tantangan dalam hal pengembangan teknologi yang lebih ekonomis dan efisien. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas bahan enkapsulasi dan menurunkan biaya produksinya agar teknologi ini dapat diterapkan secara luas di industri. Selain itu, penelitian juga perlu difokuskan pada pengembangan material yang lebih stabil dan mampu mempertahankan kualitas produk dalam jangka waktu yang lebih lama.
Secara keseluruhan, kemasan edible dengan teknologi enkapsulasi adalah langkah maju yang signifikan dalam industri pangan berkelanjutan. Teknologi ini tidak hanya mampu mempertahankan kualitas dan keamanan produk pangan, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pelestarian lingkungan. Dengan kemajuan lebih lanjut di bidang ini, kita dapat berharap bahwa masa depan pangan akan lebih ramah lingkungan, aman, dan tentunya lebih inovatif dalam memberikan manfaat nutrisi kepada konsumen.