Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Fosfolipid memiliki peran krusial dalam nutrisi bayi dan fungsi kognitif. Penelitian terbaru ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana berbagai proses teknologi, seperti pasteurisasi dan pengeringan semprot, mempengaruhi komposisi fosfolipid dalam susu. Dengan menggunakan metode kromatografi interaksi hidrofobik yang dipadukan dengan spektrometri massa waktu-kerangka kuadrupol, penelitian ini untuk pertama kalinya menganalisis komposisi fosfolipid dalam susu yang mengalami perlakuan berbeda, termasuk susu mentah, pasteurisasi, homogenisasi, dan pengeringan semprot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi fosfolipid mengalami perubahan minor setelah pasteurisasi. Namun, konsentrasi fosfolipid, terutama fosfatidiletanolamin dan fosfatidilinositol, terpengaruh secara signifikan oleh proses pengeringan semprot. Ini menunjukkan bahwa meskipun pasteurisasi dapat mempertahankan sebagian besar komponen nutrisi, proses pengeringan semprot dapat menyebabkan kehilangan atau perubahan signifikan dalam kandungan fosfolipid yang penting untuk perkembangan bayi.
Analisis data multivariat yang dilakukan dalam studi ini memperkuat temuan tersebut. Data ini menunjukkan bahwa fosfolipid yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda mengalami perubahan signifikan selama rantai produksi, terutama pada tahap pengeringan semprot. Perubahan ini dapat memengaruhi kualitas nutrisi susu yang dihasilkan, yang pada gilirannya dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan kognitif bayi.
Penting untuk dicatat bahwa fosfolipid merupakan komponen utama dalam perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana proses teknologi mempengaruhi komposisi fosfolipid sangatlah penting. Penelitian ini tidak hanya memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi, tetapi juga menawarkan referensi berharga untuk optimasi formula susu bayi agar sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.
Studi ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan susu formula yang lebih baik dengan mempertimbangkan pentingnya fosfolipid dalam diet bayi. Selain itu, hasilnya dapat membantu produsen untuk merancang proses pengolahan yang lebih efisien, sehingga menghasilkan produk akhir yang lebih kaya akan nutrisi dan sesuai untuk bayi.
Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya nutrisi awal dalam kehidupan seseorang, penelitian ini menjadi sangat relevan. Mengoptimalkan komposisi fosfolipid dalam susu formula dapat berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi ilmuwan dan praktisi di bidang teknologi pangan untuk terus menggali dan memahami aspek-aspek ini dalam produksi susu dan produk turunannya.
Secara keseluruhan, penelitian ini menggarisbawahi betapa pentingnya memahami interaksi antara proses teknologi dan komposisi nutrisi, khususnya fosfolipid, dalam susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi secara optimal.