Sensory Evaluation dan Willingness to Pay (WTP): Menjelajahi Peran Teknologi dan Dampak Lingkungan dalam Pilihan Produk Siap Saji

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Evaluasi sensorik memiliki peran yang sangat penting dalam memahami preferensi konsumen, terutama dalam konteks produk siap saji yang menggunakan teknologi terbaru untuk memperpanjang umur simpan. Dalam penelitian ini, dilakukan kombinasi antara Home-Use Test (HUT) dan lelang online eksperimental pada tiga periode penyimpanan yang berbeda, guna mengeksplorasi kesediaan konsumen untuk membayar (Willingness to Pay/WTP) pada dua jenis produk siap saji yang masing-masing menggunakan sistem pasteurisasi berbantuan gelombang mikro (Microwave Assisted Pasteurization System/MAPS) dan metode pembekuan. Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi WTP dan apakah nama teknologi atau informasi mengenai dampak lingkungan teknologi tersebut memengaruhi keputusan konsumen.

Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik sensorik makanan menjadi faktor kunci dalam menentukan WTP. Konsumen lebih cenderung menilai kualitas produk berdasarkan pengalaman mereka dalam mengonsumsi produk tersebut, seperti rasa, tekstur, dan tampilan visual. Ini menegaskan pentingnya aspek sensorik dalam evaluasi produk makanan, terutama untuk makanan siap saji di mana kepraktisan dan rasa menjadi faktor dominan. Dalam studi ini, makanan yang dievaluasi adalah jambalaya, hidangan dengan kompleksitas rasa yang tinggi, yang memungkinkan konsumen untuk benar-benar merasakan produk sebelum menentukan WTP mereka.

Menariknya, penelitian ini tidak menemukan bukti kuat bahwa nama teknologi yang digunakan atau informasi mengenai dampak lingkungan dari setiap teknologi secara signifikan mempengaruhi WTP konsumen. Meskipun banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumen cenderung lebih memilih produk yang ramah lingkungan atau menggunakan teknologi baru yang inovatif, dalam konteks studi ini, aspek-aspek tersebut tidak memegang peranan penting dalam keputusan pembelian. Hal ini mungkin dikarenakan pengalaman langsung dari konsumsi produk lebih berpengaruh daripada informasi yang bersifat eksternal seperti teknologi dan dampak lingkungan.

Dari sudut pandang praktis, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyusun protokol untuk menggabungkan metode HUT dan lelang online dalam evaluasi makanan siap saji dengan umur simpan yang diperpanjang. Metode HUT memungkinkan peserta untuk mengevaluasi produk dalam lingkungan rumah mereka, yang mencerminkan kondisi konsumsi sebenarnya dan memberikan hasil yang lebih relevan dibandingkan dengan uji laboratorium tradisional. Lelang online eksperimental di tiga periode penyimpanan memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana perubahan kualitas makanan selama penyimpanan mempengaruhi WTP konsumen.

Namun, penelitian ini juga menghadapi beberapa tantangan logistik, terutama dalam hal keterbatasan jumlah peserta yang terlibat. Evaluasi jangka panjang yang melibatkan beberapa titik penyimpanan memerlukan perencanaan yang matang, dan karena jumlah peserta yang terbatas, hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi secara luas. Meski demikian, penelitian ini tetap memberikan dasar yang baik untuk studi lebih lanjut, terutama dalam mengeksplorasi bagaimana kombinasi antara evaluasi sensorik dan aspek-aspek ekstrinsik seperti teknologi dan dampak lingkungan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di masa mendatang.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kualitas sensorik produk siap saji masih menjadi faktor utama dalam preferensi konsumen, bahkan di tengah meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan teknologi baru. Penggunaan teknologi seperti MAPS dan metode pembekuan memang berpotensi untuk memperpanjang umur simpan tanpa mengorbankan kualitas sensorik produk. Namun, studi ini menggarisbawahi bahwa bagi konsumen, pengalaman langsung dalam mengonsumsi produk adalah faktor yang lebih penting dibandingkan dengan informasi yang hanya tertera pada label produk.

Dengan demikian, studi ini menyarankan bahwa industri pangan perlu fokus pada peningkatan kualitas sensorik dan pengalaman konsumen dalam mengonsumsi produk. Teknologi dan keberlanjutan tetap penting, tetapi dalam konteks pembelian produk siap saji, rasa dan pengalaman langsung lebih berpengaruh dalam menentukan WTP konsumen. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi produsen makanan untuk lebih memahami preferensi konsumen dan bagaimana memaksimalkan potensi teknologi tanpa mengorbankan pengalaman sensorik yang diharapkan oleh konsumen.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *