Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Pertanian gula aren (Arenga pinnata) di Sulawesi Utara memiliki potensi besar untuk mendukung keberlanjutan sumber daya alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan peluang percepatan adopsi teknologi pertanian gula aren dalam konteks penggunaan sumber daya yang berkelanjutan. Menggunakan data sekunder dan primer dari 120 rumah tangga petani yang berada di pusat perkebunan aren di Tareran, Tomohon, dan Motoling, analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai praktik pertanian yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para petani umumnya menerapkan sistem pertanian intercropping, yaitu menanam gula aren bersamaan dengan berbagai tanaman pangan dan kehutanan. Dengan pengetahuan yang baik tentang sistem budidaya tanaman aren (64,84%), para petani memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai keberlanjutan dalam praktik pertanian mereka. Hal ini menunjukkan bahwa para petani sudah menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Namun, untuk meningkatkan adopsi teknologi pertanian gula aren, penelitian ini menemukan bahwa diperlukan bantuan teknologi yang partisipatif. Ini mencakup semua komponen teknologi, baik yang dasar maupun opsional. Dengan memperluas skala usaha, meningkatkan variasi produk olahan, dan mendekatkan lokasi pertanian ke pemukiman serta sumber informasi teknologi, peluang untuk adopsi yang lebih cepat dapat direalisasikan. Pendekatan ini sangat penting untuk mendorong petani agar lebih terbuka terhadap inovasi dan peningkatan produktivitas.
Peningkatan produksi aren dan produk turunannya sangat bergantung pada pengembangan lahan aren yang seimbang dengan perencanaan tata ruang daerah untuk konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan. Mengingat potensi aren sebagai sumber pendapatan yang berkelanjutan, sinergi antara pemerintah, akademisi, dan petani sangat diperlukan untuk mengembangkan dan menerapkan praktik pertanian yang lebih baik.
Studi ini juga menunjukkan bahwa dengan memahami karakteristik petani dan menciptakan peluang untuk teknologi yang lebih efisien, kita dapat mempercepat transisi menuju pertanian yang lebih produktif dan ramah lingkungan. Edukasi mengenai teknologi baru, serta pelatihan tentang pengelolaan tanaman yang lebih efisien, akan sangat membantu petani dalam mengadopsi praktik yang lebih baik.
Kesimpulannya, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengembangan pertanian gula aren sebagai alternatif sumber daya yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan pengetahuan yang ada dan mengintegrasikan teknologi baru, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan. Dukungan berkelanjutan dari semua pihak akan menjadi kunci dalam merealisasikan potensi besar dari pertanian gula aren di Sulawesi Utara.