Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Moringa oleifera, dikenal sebagai pohon kehidupan, telah menarik perhatian sebagai bahan fungsional utama berkat profil nutrisinya yang kaya dan berbagai efek kesehatan yang menguntungkan. Daun moringa, khususnya, mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang dapat berkontribusi pada kesehatan manusia. Namun, untuk memaksimalkan manfaat ini, diperlukan teknik yang mampu meningkatkan kelarutan dan sifat fungsional dari bubuk daun moringa (MOLP). Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah teknologi dispersif padat.
Studi ini berfokus pada penggunaan polyethylene glycols (PEG) 4000 dan 6000 sebagai pembawa hidrofobik dalam proses pembuatan dispersi padat MOLP. Metode yang digunakan untuk membuat dispersi padat meliputi pengeringan beku, pelelehan, penguapan pelarut, dan iradiasi gelombang mikro. Masing-masing teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat memengaruhi sifat fungsional dan stabilitas termal dari bubuk moringa yang didispersikan. Melalui pendekatan ini, peneliti berupaya untuk mengeksplorasi bagaimana perubahan struktur fisik dan kimia dapat meningkatkan kelarutan dan biodisponibilitas nutrisi.
Karakterisasi SDMOLP dilakukan menggunakan beberapa teknik analisis canggih seperti difraksi sinar-X (PXRD), kaloriometri diferensial (DSC), analisis termogravimetri (TGA), dan spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR). Hasil dari analisis PXRD menunjukkan bahwa dispersi padat yang dihasilkan bersifat amorf parsial, yang ditandai dengan puncak difraksi yang kuat pada nilai 2θ di 19° dan 23°. Hal ini mengindikasikan bahwa proses yang dilakukan berhasil merubah bentuk kristalin MOLP menjadi bentuk yang lebih mudah larut.
Selanjutnya, analisis kalori dan termogravimetri menunjukkan bahwa PEG memberikan stabilitas yang lebih baik pada dispersi. Ini berarti bahwa bahan aktif dalam MOLP dapat terlindungi dari degradasi selama penyimpanan dan pemrosesan, sehingga dapat mempertahankan efektivitas nutrisi dalam produk akhir. Keberadaan interaksi ikatan hidrogen antar molekul antara MOLP dan gugus fungsional PEG yang teridentifikasi dalam studi FTIR menegaskan bahwa ada keterikatan yang kuat antara kedua bahan tersebut, yang berkontribusi pada peningkatan stabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SDMOLP memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam formulasi makanan fungsional dan minuman serta produk nutraceutical. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi makanan sehat, inovasi ini dapat membuka jalan bagi produk baru yang lebih bergizi dan lebih mudah diterima oleh konsumen. Pengembangan lebih lanjut dari SDMOLP dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas pangan yang sehat.
Melalui penelitian ini, kita juga dapat menyimpulkan bahwa pengolahan Moringa oleifera menggunakan teknologi canggih bukan hanya meningkatkan potensi gizi dari bahan tersebut, tetapi juga memberikan peluang untuk inovasi dalam industri makanan dan minuman. Penerapan teknologi dispersif padat dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan produk inovatif yang lebih efisien dan bernilai tambah.
Akhirnya, tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah penerapan hasil penelitian ini dalam skala industri, serta pengujian lebih lanjut terhadap keamanan dan efektivitas produk yang dihasilkan. Dengan kombinasi antara penelitian dasar dan penerapan praktis, kita dapat lebih mendalami potensi luar biasa dari Moringa oleifera sebagai bahan pangan yang tidak hanya sehat, tetapi juga inovatif dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.