Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Susu sapi telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi yang penting bagi manusia, namun kini perhatian lebih besar diberikan pada bioaktif yang terkandung di dalamnya. Bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi dasar seperti protein, lemak, dan mineral, susu sapi juga mengandung komponen bioaktif seperti α-lactalbumin, lactoferrin, glycomacropeptide, membran globula lemak susu, dan oligosakarida susu. Bioaktif ini memiliki fungsi yang luar biasa dalam mendukung homeostasis tubuh dan meningkatkan fungsi sistem imun manusia, sehingga menjadikan susu lebih dari sekadar sumber gizi dasar, melainkan juga bahan fungsional untuk kesehatan.
Bioaktif dalam susu sapi telah menjadi topik riset yang semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir. Setiap komponen memiliki bioaktivitas unik. Sebagai contoh, lactoferrin dikenal karena sifat anti-mikroba dan peningkat sistem imun, sedangkan α-lactalbumin berperan dalam memperbaiki kualitas tidur dan keseimbangan mood. Dengan demikian, susu sapi tidak hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga menjadi salah satu kunci dalam pencegahan dan pengelolaan berbagai masalah kesehatan, termasuk infeksi dan peradangan.
Meskipun potensinya sangat besar, aplikasi bioaktif susu dalam produk pangan dan farmasi menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Salah satu tantangan utamanya adalah proses isolasi dan purifikasi bioaktif tersebut dalam skala industri. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas struktur kimianya yang rentan terhadap kerusakan fisik dan kimia selama proses produksi, penyimpanan, dan pencernaan. Tidak mudah untuk mempertahankan keutuhan komponen bioaktif ini sehingga tetap stabil dan berfungsi optimal dalam produk akhir.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, teknologi pemisahan yang canggih sangat diperlukan. Metode seperti kromatografi dan ultrafiltrasi telah banyak digunakan untuk mengisolasi komponen bioaktif susu dengan presisi tinggi. Namun, teknologi ini masih memerlukan peningkatan efisiensi dalam skala besar. Pengembangan metode pemurnian yang lebih efisien, aman, dan hemat biaya menjadi fokus utama industri agar manfaat bioaktif susu bisa lebih luas diaplikasikan dalam produk pangan.
Selain tantangan dalam pemurnian, pengembangan teknologi enkapsulasi nano dan mikro memberikan peluang besar bagi stabilitas bioaktif susu selama proses pengolahan dan pencernaan. Dengan teknologi enkapsulasi, komponen bioaktif dapat dilindungi dari lingkungan yang merusak, seperti panas atau pH yang ekstrem. Enkapsulasi juga memungkinkan pelepasan terkendali dari bioaktif, memastikan bahwa komponen tersebut tetap aktif ketika mencapai target spesifik di dalam tubuh manusia.
Secara keseluruhan, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, potensi bioaktif susu sapi dalam meningkatkan kesehatan dan nutrisi manusia sangat besar. Dengan kemajuan teknologi pemisahan dan enkapsulasi, bioaktif ini memiliki peluang besar untuk lebih banyak diaplikasikan dalam industri pangan dan farmasi, memperkaya manfaat kesehatan yang dapat diberikan oleh produk susu dan turunannya.