Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Di tengah perubahan pola makan, pertumbuhan populasi yang pesat, dan penggunaan sumber daya alam yang tidak terencana, tantangan untuk menyediakan makanan bergizi bagi semua orang semakin mendesak. Sumber daya tanaman alami semakin menipis, sehingga penting untuk menjelajahi alternatif baru dalam penyediaan pangan. Salah satu alternatif yang menjanjikan adalah millet, sebuah tanaman yang sering terabaikan, tetapi memiliki potensi sebagai pangan bergizi.
Millet, yang dikenal sebagai nutri-cereal, merupakan sumber gizi yang tinggi, bebas gluten, dan tidak menyebabkan pembentukan asam dalam tubuh. Meskipun kaya akan karbohidrat, serat diet, lemak esensial, protein, vitamin B, serta mineral penting seperti kalsium, besi, magnesium, dan zinc, konsumsi millet masih terbatas pada populasi tertentu, terutama di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan nilai gizi millet, serta kendala dalam proses pengolahan dan penyediaan makanan.
Keterbatasan dalam teknologi pengolahan, kurangnya subsidi pangan, dan kesulitan dalam persiapan makanan menjadi beberapa faktor yang membuat millet semakin tidak diminati. Padahal, konsumsi millet dapat membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular. Kemampuan millet dalam mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah semakin menegaskan pentingnya tanaman ini dalam pola makan sehat.
Penggabungan millet dengan bahan pangan pokok lainnya untuk mengembangkan alternatif makanan baru telah menjadi area yang menarik bagi industri makanan. Inovasi produk yang mengombinasikan millet dengan beras atau gandum dapat meningkatkan aksesibilitas dan penerimaan masyarakat terhadap pangan bergizi ini. Melalui pendekatan ini, kita dapat merangkul millet sebagai bagian dari solusi ketahanan pangan dan kesehatan yang lebih luas.
Untuk memperkuat upaya melawan malnutrisi, terutama pada anak-anak dan remaja, konsumsi millet dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Peningkatan kesadaran akan manfaat gizi millet, serta pemanfaatan yang lebih luas dalam industri pangan, dapat menjadi kunci untuk mengubah stigma terhadap tanaman ini.
Secara keseluruhan, potensi millet sebagai nutri-cereal yang kaya akan manfaat gizi harus dioptimalkan melalui penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan upaya edukasi kepada masyarakat, kita dapat mendorong penerimaan millet sebagai alternatif pangan yang berkelanjutan dan sehat. Inilah saatnya untuk mengangkat millet dari bayang-bayang ketidakpastian dan menjadikannya sebagai bagian penting dari masa depan pangan kita.