Potensi Pemanfaatan Protein Daun Singkong: Peluang dan Tantangan dalam Pangan dan Pakan

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Daun singkong, yang selama ini lebih banyak dianggap sebagai produk sampingan dari produksi umbi singkong, ternyata merupakan biomassa yang kaya akan protein dengan kandungan asam amino yang seimbang. Dalam penelitian ini, daun singkong dievaluasi sebagai sumber protein yang menjanjikan dan masih kurang dimanfaatkan, terutama dalam konteks pembuatan konsentrat protein untuk digunakan dalam pakan ternak maupun pangan manusia. Melalui penelitian ini, konsentrat protein dari daun singkong dihasilkan menggunakan berbagai metode presipitasi, dan proses pemurnian dievaluasi dengan fokus pada kandungan protein, asam amino, serta faktor anti-nutrisi yang terpilih.

Pada tahap awal, protein kasar didistribusikan ke dalam “press cake” dan konsentrat protein selama dua tahapan proses utama, yaitu pengepresan dan presipitasi. Dari hasil penelitian, antara 21% hingga 26% (w/w) protein kasar daun berhasil diekstraksi ke dalam konsentrat protein. Setelah proses pengeringan, konsentrat yang dihasilkan mengandung sekitar 40–45% protein kasar dengan profil asam amino yang sebanding dengan kedelai, menjadikannya sumber protein yang potensial. Konsentrat ini juga mengandung kadar tanin yang dapat ditoleransi (>1% dari total padatan) sehingga aman untuk digunakan sebagai pakan ternak.

Namun, salah satu tantangan utama yang ditemukan dalam proses pemurnian ini adalah potensi sianogenik, yaitu kandungan total HCN (hidrogen sianida) yang dapat dilepaskan dari produk protein kering. Konsentrasi HCN dalam produk akhir mencapai 150–250 ppm, jauh melebihi ambang batas yang dianggap aman untuk pangan dan pakan oleh otoritas keamanan pangan, yang berkisar antara 10–50 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun proses ekstraksi berhasil menghasilkan konsentrat protein dengan kualitas nutrisi yang baik, diperlukan langkah lebih lanjut untuk mengurangi potensi toksisitas akibat kandungan HCN.

Dari segi nutrisi, konsentrat protein daun singkong memiliki keunggulan signifikan, terutama karena kandungan asam amino yang seimbang, yang mirip dengan kedelai sebagai sumber protein utama dalam pakan ternak. Namun, tantangan utama yang harus diatasi adalah bagaimana mengurangi kandungan sianogenik agar konsentrat ini aman dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar, baik untuk hewan maupun manusia. Peningkatan pada metode presipitasi atau tambahan proses detoxifikasi mungkin diperlukan untuk menjadikan konsentrat ini aman dan dapat diterima secara luas.

Penelitian ini juga membuka peluang baru untuk pemanfaatan biomassa yang selama ini dianggap kurang bernilai. Dalam konteks produksi pangan yang berkelanjutan, pemanfaatan daun singkong sebagai sumber protein alternatif tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada sumber protein konvensional seperti kedelai, yang memerlukan lahan dan air yang cukup besar. Dengan pengolahan yang tepat, daun singkong dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap keamanan pangan global dan mengurangi jejak karbon dari sektor pertanian.

Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi potensi penuh dari protein daun singkong, terutama terkait dengan proses detoxifikasi sianogenik. Studi mendalam mengenai metode pengolahan tambahan untuk mengurangi kandungan HCN tanpa mengorbankan kualitas nutrisi produk sangat diperlukan sebelum konsentrat protein ini dapat digunakan secara luas dalam industri pangan dan pakan.

Kesimpulannya, ekstraksi protein dari daun singkong menawarkan prospek yang menjanjikan sebagai sumber protein alternatif yang berkelanjutan. Namun, tantangan terkait kandungan sianogenik harus diselesaikan terlebih dahulu. Dengan inovasi dan penelitian lebih lanjut, produk protein dari daun singkong dapat menjadi solusi potensial untuk kebutuhan pakan dan pangan di masa depan, serta mendukung agenda ketahanan pangan global.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *