Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Citral, minyak esensial dengan aktivitas antimikroba yang luar biasa, memiliki potensi besar dalam industri pangan. Namun, penggunaannya terbatas karena citral mudah terdekomposisi pada suhu ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan mikroenkapsulasi citral melalui proses spray drying dan mengintegrasikannya ke dalam film pektin guna menguji aktivitas antijamur yang dihasilkan. Inovasi ini menghadirkan solusi praktis untuk meningkatkan daya guna citral dalam pengelolaan pasca panen, terutama dalam melawan jamur patogenik yang sering merusak hasil panen.
Dalam penelitian ini, berbagai larutan maltodekstrin (MD), gum arab (AG), dan sodium alginat (SA) digunakan untuk mengemulsifikasi citral. Emulsi dengan rasio 10:10:0.1 MD:AGdipilih untuk proses spray drying karena ukuran droplet kecil, distribusi ukuran yang monomodal, serta nilai D[3,2], D[4,3], dan indeks span yang rendah. Kombinasi ini menciptakan bubuk yang memiliki karakteristik unggul, seperti kelarutan tinggi (83,4%), waktu pembasahan yang singkat (27 detik), kadar air rendah (4,05%), dan densitas curah yang baik (0,72 g/cm³). Hal ini menunjukkan bahwa bubuk citral mikroenkapsulasi memiliki stabilitas yang baik dan kualitas yang cocok untuk produksi skala besar, memperkuat potensi penggunaannya dalam industri pangan.
Selain itu, analisis termal menunjukkan bahwa mikropartikel dan film pektin mampu memberikan perlindungan termal pada citral dalam rentang suhu 37 hingga 175 °C. Ini merupakan keuntungan signifikan dalam menjaga stabilitas citral selama proses penyimpanan dan penggunaan di lingkungan dengan variasi suhu. Perlindungan termal ini memberikan jaminan bahwa citral akan tetap efektif meski dalam kondisi yang biasanya merusak senyawa tersebut, sehingga memperpanjang umur simpannya dan meningkatkan fungsionalitasnya dalam produk pangan.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa film pektin yang diperkaya dengan citral mikroenkapsulasi memiliki aktivitas antijamur yang signifikan, dengan tingkat inhibisi antara 42-68% terhadap Penicillium italicum, Colletotrichum gloeosporioides, dan Aspergillus niger dalam kondisi in vitro. Jamur-jamur ini sering menjadi penyebab utama kerusakan buah dan sayuran pasca panen, yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Dengan kemampuan antijamur yang kuat, film pektin berbasis citral ini dapat menjadi solusi efektif dalam melindungi hasil pertanian selama penyimpanan dan distribusi, khususnya dalam konteks pengelolaan jamur fitopatogenik.
Pengembangan film pektin yang diperkaya dengan citral mikroenkapsulasi ini memberikan peluang baru dalam pembuatan lapisan pelindung yang dapat dimakan. Aplikasi praktisnya dalam manajemen pasca panen tidak hanya menambah nilai pada bahan-bahan alami seperti citral dan pektin, tetapi juga memberikan pendekatan yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan konsumen, mengingat citral merupakan senyawa alami yang telah lama dikenal aman untuk digunakan dalam produk pangan.
Penelitian ini berpotensi membuka jalan bagi inovasi lebih lanjut di bidang pengemasan pangan berkelanjutan dan pengembangan teknologi pelapis pangan yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga sebagai agen antimikroba aktif. Ini juga menggarisbawahi pentingnya penggunaan bahan alami yang diekstraksi dari tumbuhan dalam menciptakan solusi baru yang ramah lingkungan untuk tantangan dalam industri pangan modern, seperti pembusukan mikroba dan kerusakan selama distribusi.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mikroenkapsulasi citral melalui spray drying dan penggunaannya dalam film pektin adalah terobosan yang menjanjikan. Dengan aplikasi yang praktis dan berkelanjutan, solusi ini dapat diterapkan secara luas dalam industri pasca panen untuk meminimalkan kerusakan akibat jamur patogenik dan memperpanjang umur simpan produk pangan tanpa perlu menggunakan bahan kimia sintetis.