Evaluasi Ekonomi Pemanfaatan Biogas-Biometana sebagai Strategi Model Ekonomi Sirkular dalam Sektor Agri-Pangan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Dalam kerangka geopolitik saat ini dan meningkatnya kekhawatiran tentang polusi dan pemanasan global, Eropa semakin terdorong untuk beralih ke energi terbarukan. Di tengah transisi ini, pemanfaatan limbah dari sektor agri-pangan menunjukkan potensi besar dalam mempercepat peralihan energi yang sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. Salah satu strategi yang sangat ramah lingkungan untuk mengatasi limbah dalam jumlah besar adalah produksi biogas. Selain itu, dengan meningkatnya permintaan biofuel hijau, biogas dapat diubah menjadi biometana, yang memungkinkan penerapan model sirkular sepenuhnya dalam produksi energi terbarukan.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian ekonomi terhadap peningkatan sistem pada pabrik biogas yang sudah ada, di mana limbah dari pabrik yang memproduksi sayuran beku digunakan sebagai bahan baku. Kajian ini mempertimbangkan apakah peningkatan sistem tersebut menguntungkan dalam berbagai skenario, dengan tujuan untuk mencapai model sirkular yang berkelanjutan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), dengan memperhatikan empat indikator utama: Net Present Value (NPV), Discounted Payback Time (DPBT), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).

Hasil analisis menunjukkan bahwa rantai biogas-biometana tidak menguntungkan jika peningkatan sistem dilakukan dengan tetap mempertahankan karakteristik awal pabrik. Namun, jika terjadi perubahan dalam komposisi bahan baku digester, terutama dengan memasukkan komponen tambahan dari limbah sayuran, investasi menjadi lebih menguntungkan dalam rentang waktu yang dianalisis. Ini menekankan pentingnya modifikasi dalam diet digester untuk mencapai keberlanjutan ekonomi.

Meski demikian, model ekonomi sirkular tidak sepenuhnya tercapai, karena profitabilitas hanya bisa diraih jika silase jagung masih digunakan sebagian sebagai bahan baku. Ini menunjukkan bahwa, meskipun penggunaan limbah agri-pangan seperti limbah sayuran memiliki potensi, bahan baku lain seperti silase jagung tetap diperlukan untuk mencapai keseimbangan ekonomi. Selain itu, konversi pabrik dari biogas ke biometana tidak ekonomis jika tidak didukung oleh subsidi yang memadai. Subsidi ini diperlukan untuk menutup biaya operasional dan investasi yang tinggi dalam peningkatan sistem dan memastikan keberlanjutan ekonomi dalam jangka panjang.

Evaluasi ekonomi ini memberikan informasi penting bagi para pengusaha di sektor agribisnis yang tertarik untuk mengadopsi model ekonomi sirkular melalui investasi di pabrik biogas-biometana. Keputusan untuk berinvestasi dalam teknologi ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek ekonomi, termasuk potensi profitabilitas, waktu pengembalian investasi, dan ketergantungan pada insentif eksternal seperti subsidi pemerintah.

Sebagai seorang Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, kajian ini relevan dengan tren global yang mengarah pada penerapan model ekonomi sirkular dan energi terbarukan, khususnya di sektor pertanian. Penggunaan limbah sebagai bahan baku untuk produksi energi tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Namun, seperti yang diungkapkan dalam penelitian ini, keberhasilan implementasi teknologi ini tidak hanya tergantung pada faktor teknis, tetapi juga pada penilaian ekonomi yang mendalam dan kebijakan pendukung yang tepat.

Dalam kesimpulannya, kajian ini menekankan bahwa meskipun ada potensi besar dalam penggunaan biogas-biometana untuk mencapai ekonomi sirkular, profitabilitas hanya dapat dicapai dengan perubahan dalam proses dan dukungan ekonomi yang tepat. Subsidi dan insentif dari pemerintah menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan investasi dalam teknologi ini dan membantu sektor agri-pangan untuk beralih ke model bisnis yang lebih berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *