Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Serbuk sari lebah teratai, atau lotus bee pollen, dikenal sebagai produk pertanian bernutrisi tinggi dan kaya akan senyawa bioaktif. Namun, seperti banyak produk alami lainnya, serbuk sari lebah sangat rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan jika tidak dikeringkan dengan tepat. Dalam hal ini, penelitian terbaru menawarkan solusi inovatif melalui metode pengeringan frekuensi radio (RF), yang secara signifikan dapat mempertahankan kualitas intrinsik dan memperpanjang umur simpan serbuk sari lebah teratai. Teknologi ini diharapkan menjadi terobosan dalam industri pangan yang membutuhkan proses pengeringan efisien tanpa mengorbankan nutrisi dan sensori produk.
Metode pengeringan RF dibandingkan dengan pengeringan konvensional menggunakan udara panas (HA) pada suhu 50°C, 55°C, dan 60°C. Parameter yang dianalisis meliputi kadar air, profil asam lemak, warna, karakteristik aroma, konsentrasi pigmen, serta kadar malondialdehid (MDA) sebagai indikator oksidasi lipid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan RF secara signifikan mempercepat waktu pengeringan, namun tetap menjaga atribut kualitas yang lebih baik dibandingkan metode HA. Salah satu keunggulan utama RF adalah kemampuannya dalam mempertahankan warna alami serbuk sari lebah dengan nilai ΔE yang lebih rendah dari 5, yang berarti perubahan warna yang tidak terlalu signifikan.
Keunggulan lain dari metode RF adalah minimnya oksidasi lipid. Oksidasi lipid merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kualitas nutrisi dan aroma produk pangan selama penyimpanan. Dalam penelitian ini, pengeringan RF terbukti mampu mengurangi tingkat oksidasi lipid dibandingkan dengan pengeringan HA. Ini sangat penting karena lipid dalam serbuk sari lebah mengandung asam lemak esensial yang diperlukan untuk kesehatan manusia, dan penurunan oksidasi lipid akan membantu mempertahankan kualitas nutrisi produk lebih lama.
Pengeringan RF pada suhu 55°C selama 130 menit teridentifikasi sebagai kondisi optimal dalam menjaga kualitas sensori dan nutrisi serbuk sari lebah teratai. Pada suhu ini, serbuk sari mampu mempertahankan aroma dan rasa alami, dengan konsentrasi pigmen seperti karotenoid yang lebih tinggi, serta kadar air yang terkendali. Dalam pengeringan RF, pemanasan terjadi secara volumetrik, artinya panas didistribusikan lebih merata ke seluruh bahan, sehingga mengurangi risiko over-drying atau kerusakan pada bagian permukaan produk. Hal ini menjadi keunggulan utama dibandingkan pengeringan HA yang cenderung menghasilkan pemanasan yang tidak merata.
Selain dari segi kualitas, metode RF juga menawarkan efisiensi energi yang lebih baik. Waktu pengeringan yang lebih singkat tidak hanya menghemat energi, tetapi juga mengurangi biaya produksi dalam skala industri. Dengan demikian, metode RF sangat menjanjikan untuk diterapkan secara komersial di industri pangan, khususnya untuk produk bernilai tinggi seperti serbuk sari lebah yang membutuhkan perlakuan khusus dalam pengolahannya.
Secara keseluruhan, pengeringan RF tidak hanya memperpanjang masa simpan serbuk sari lebah teratai, tetapi juga mempertahankan kualitas nutrisi dan sensori yang lebih baik dibandingkan metode pengeringan konvensional. Inovasi ini berpotensi besar untuk mengubah cara industri pangan menangani produk alami yang rentan terhadap degradasi, sekaligus memberikan keuntungan komersial melalui efisiensi proses yang lebih tinggi. Dengan kemampuan menjaga warna, aroma, dan nutrisi serbuk sari lebah, teknologi RF menjadi pilihan unggul yang dapat memperkuat daya saing produk pangan alami di pasar global.
Inovasi ini menyoroti pentingnya terus mengembangkan teknologi pengolahan pangan yang tidak hanya efisien, tetapi juga mampu menjaga nilai tambah produk. Serbuk sari lebah teratai adalah salah satu contoh produk bernutrisi tinggi yang memerlukan teknologi pengeringan tepat guna, dan pengeringan RF memberikan solusi yang ideal untuk menjawab tantangan tersebut.