Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam upaya mengembangkan energi terbarukan yang efisien dan terjangkau, konsentrator surya menjadi salah satu solusi yang menjanjikan, terutama untuk wilayah terpencil dengan akses terbatas terhadap jaringan listrik. Penelitian ini memperkenalkan prototipe konsentrator surya parabola dengan cermin datar yang dapat menghemat ruang, ringan, dan murah. Sebagai dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, inovasi ini sangat relevan dalam mengatasi tantangan energi di daerah terpencil, khususnya di sektor pertanian yang membutuhkan pasokan energi mandiri.
Salah satu aspek penting dari penelitian ini adalah metodologi yang diusulkan untuk mengevaluasi dampak kombinasi konsentrator surya dengan tanaman pertanian tertentu. Metode ini memungkinkan penerapan yang lebih luas di berbagai skenario, sehingga membuka peluang integrasi sistem energi terbarukan langsung ke lahan pertanian. Pendekatan ini sangat tepat, mengingat sektor pertanian di banyak negara berkembang sering kali kekurangan infrastruktur energi yang andal.
Pemilihan Meksiko dan Azerbaijan sebagai studi kasus menyoroti potensi besar dari teknologi ini di negara-negara dengan karakteristik geografis dan iklim yang serupa. Kedua negara ini memiliki wilayah pegunungan dan radiasi matahari yang melimpah, tetapi masih menghadapi tantangan dalam memberikan dukungan kehidupan mandiri di daerah terpencil. Dalam konteks ini, konsentrator surya berpotensi memberikan solusi untuk kebutuhan energi di wilayah tersebut, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam implementasi teknologi ini adalah proses perakitan otomatis konsentrator surya. Penelitian ini menawarkan dua metode untuk mengatasi masalah ini: menggunakan aturan parabola dan lengan robotik dengan sistem penglihatan stereoskopis. Keduanya dirancang untuk meningkatkan efisiensi produksi konsentrator, yang merupakan langkah penting dalam mengurangi biaya dan mempercepat penyebaran teknologi ini.
Dari segi teknis, metode lengan robotik dengan sistem penglihatan stereoskopis menawarkan potensi inovasi yang luar biasa dalam hal presisi dan otomatisasi. Teknologi ini dapat diterapkan di skala industri, terutama di negara-negara dengan keterbatasan tenaga kerja terampil dalam merakit sistem energi surya. Di sisi lain, pendekatan yang lebih sederhana seperti aturan parabola dapat diterapkan di lingkungan yang lebih terbatas, sehingga menawarkan fleksibilitas yang lebih besar tergantung pada sumber daya yang tersedia.
Pengembangan konsentrator surya yang kompak dan ringan ini juga penting dalam konteks keberlanjutan. Dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang tinggi, teknologi ini dapat menjadi solusi utama dalam mempromosikan energi terbarukan di daerah pedesaan dan pertanian, yang secara tradisional bergantung pada bahan bakar fosil. Selain itu, integrasi dengan sistem pertanian dapat menciptakan ekosistem energi yang lebih mandiri dan ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memajukan teknologi energi terbarukan, khususnya di sektor pertanian terpencil. Dengan mengatasi tantangan perakitan otomatis dan menawarkan metodologi evaluasi yang fleksibel, prototipe konsentrator surya ini berpotensi meningkatkan akses energi yang berkelanjutan di berbagai negara berkembang. Penelitian lanjutan harus difokuskan pada uji coba lapangan dan pengembangan model bisnis yang dapat mendukung adopsi teknologi ini di skala yang lebih luas.