Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil Terhadap Kualitas Air: Studi Kasus di Sungai Odra, Polandia

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Pembangkit listrik tenaga air skala kecil (SHP) telah lama dianggap sebagai salah satu solusi yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan, terutama di wilayah urban. Namun, penelitian ini menyajikan temuan yang cukup kompleks terkait dampak SHP terhadap kualitas air, dengan fokus pada dua pembangkit yang terletak di Sungai Odra, Polandia, yaitu Wrocław I dan Wrocław II. Dalam penelitian yang dilakukan selama empat tahun (2017–2020), berbagai aspek kualitas air dianalisis secara mendetail, termasuk status fisikokimia, status trofik, kondisi ikan, dan indeks kualitas air.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun SHP memiliki kontribusi positif dalam beberapa aspek, seperti peningkatan status fisikokimia rata-rata untuk parameter Biochemical Oxygen Demand selama lima hari (BOD5) sebesar 6,19%, oksigen terlarut sebesar 3,85%, PO4-P sebesar 3,31%, dan konduktivitas listrik sebesar 0,52%, ada pula aspek yang mengalami penurunan kualitas. Parameter pH menurun sebesar 2,63% dan konsentrasi NO3-N meningkat sebesar 1,83% di hilir SHP dibandingkan dengan hulu. Fakta ini menunjukkan bahwa SHP, meskipun membantu dalam beberapa parameter kualitas air, juga menyebabkan degradasi pada beberapa aspek yang lain, yang perlu diperhatikan oleh pengelola lingkungan.

Salah satu temuan penting dari studi ini adalah bahwa air di sekitar lokasi SHP umumnya tergolong sebagai mesotrofik hingga eutrofik, yang berarti bahwa tingkat nutrien cukup tinggi untuk mendukung pertumbuhan alga yang berlebihan. Kondisi ini berpotensi mengganggu ekosistem air, terutama bagi spesies ikan seperti salmonid dan cyprinid. Peningkatan konsentrasi NO2 dan BOD5, serta suhu air dan konsentrasi oksigen terlarut yang tidak mencukupi, menjadi faktor utama yang menghambat kondisi ideal bagi spesies ikan tersebut. Oleh karena itu, meskipun SHP dianggap sebagai solusi energi terbarukan yang bersih, dampaknya terhadap habitat perairan tidak dapat diabaikan.

Penelitian ini juga menyajikan hasil yang beragam terkait indeks kualitas air. Bergantung pada metode klasifikasi yang digunakan, kualitas air di lokasi ini bervariasi dari buruk hingga baik. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengevaluasi dampak SHP terhadap lingkungan perairan. Pemantauan jangka panjang dan penyesuaian teknologi mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa SHP tidak hanya memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem air.

Dari perspektif kebijakan, temuan ini sangat penting karena memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan terkait dampak langsung SHP terhadap kualitas air, terutama di kawasan urban. Langkah-langkah yang tepat perlu diambil untuk mengatasi masalah peningkatan nutrien dan parameter lain yang berdampak negatif pada kualitas air. Salah satu rekomendasi utama dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan kesadaran akan dampak SHP dan pengembangan strategi untuk meminimalkan degradasi kualitas air, khususnya dengan meningkatkan sistem filtrasi dan mengelola aliran air yang lebih baik.

Sebagai seorang dosen di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, saya melihat bahwa penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang dihadapi dalam menggabungkan kebutuhan energi terbarukan dengan perlindungan lingkungan. Penting bagi kita untuk terus berinovasi dalam teknologi SHP agar dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap kualitas air dan habitat perairan. Pendekatan lintas disiplin seperti yang diterapkan dalam penelitian ini menjadi contoh yang baik dalam memahami hubungan kompleks antara teknologi energi dan lingkungan, serta memberikan landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menjadi referensi penting bagi pengembangan SHP di wilayah lain, termasuk di Indonesia. Dengan kekayaan sumber daya air yang kita miliki, penting untuk memanfaatkan pembangkit listrik tenaga air secara bijak dengan tetap mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Kombinasi antara teknologi energi terbarukan dan manajemen lingkungan yang baik akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *