Potensi Limbah Industri Minyak Biji Bunga Matahari Sebagai Bahan Pangan Fungsional: Kandungan Nutrisi dan Aktivitas Antioksidan

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Limbah industri minyak, khususnya dari pengolahan biji bunga matahari, semakin menarik perhatian sebagai sumber potensial bahan pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat-sifat dari limbah tersebut, terutama kandungan senyawa bioaktifnya, serta menguji keamanan penggunaannya dalam industri pangan. Tiga jenis tepung bunga matahari yang dihasilkan setelah proses pengepresan dingin, yakni dari biji bunga matahari utuh (WSM), sebagian dikupas (PSM), dan sepenuhnya dikupas (TSM), digunakan sebagai objek penelitian. Hasilnya menunjukkan variasi signifikan dalam kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif antara ketiga jenis tepung tersebut.

Tepung bunga matahari yang dihasilkan dari biji utuh (WSM) memiliki kandungan protein, abu, dan serat yang lebih tinggi dibandingkan PSM dan TSM. Sebaliknya, kandungan lemak lebih tinggi ditemukan pada tepung dari biji yang dikupas (TSM dan PSM), sedangkan pada WSM kandungan lemaknya lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa proses pengupasan biji mempengaruhi distribusi komponen nutrisi di dalam tepung, dengan tepung dari biji yang lebih utuh cenderung memiliki kandungan serat yang lebih tinggi, sementara tepung dari biji yang dikupas memiliki lebih banyak lemak.

Selain itu, tepung bunga matahari juga ditemukan sebagai sumber penting asam lemak tak jenuh, terutama asam linoleat dan oleat, dengan kandungan total asam lemak tak jenuh berkisar antara 82,74% hingga 86,72%. Asam lemak ini dikenal memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk dalam mendukung kesehatan jantung dan pengurangan peradangan. Ini membuat tepung bunga matahari, terutama yang dihasilkan dari biji yang dikupas, menjadi bahan pangan fungsional yang berpotensi untuk memperkaya kandungan lemak sehat dalam makanan.

Kandungan senyawa bioaktif dalam tepung bunga matahari juga menjadi fokus penting dalam penelitian ini. TSM, yang berasal dari biji yang sepenuhnya dikupas, menunjukkan konsentrasi polifenol total dan flavonoid total yang tertinggi, sementara WSM memiliki kandungan yang paling rendah. Senyawa-senyawa ini berperan sebagai antioksidan yang kuat, yang dapat melindungi tubuh dari stres oksidatif dan mendukung kesehatan secara keseluruhan. Aktivitas antioksidan tertinggi juga ditemukan pada TSM, diikuti oleh PSM dan WSM, menunjukkan bahwa tepung dari biji yang lebih banyak dikupas memiliki potensi antioksidan yang lebih baik.

Selain kandungan nutrisinya, penelitian ini juga menguji potensi sitotoksisitas dari tepung bunga matahari untuk memastikan keamanannya sebagai bahan pangan. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas sitotoksik pada konsentrasi di bawah 6,25 mg/mL sangat lemah, dan bahkan pada konsentrasi ini, viabilitas sel tidak terpengaruh oleh PSM dan TSM, sementara pada WSM, viabilitas sel justru meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tepung bunga matahari aman untuk digunakan sebagai bahan dalam produksi makanan fungsional, tanpa memberikan efek toksik pada tingkat yang diuji.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa tepung bunga matahari memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan pangan fungsional. Tepung ini tidak hanya kaya akan nutrisi, seperti protein dan asam lemak tak jenuh, tetapi juga mengandung senyawa bioaktif yang dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan. Kandungan antioksidan yang tinggi pada TSM membuatnya menjadi kandidat ideal untuk produk yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan konsumen, terutama dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif.

Dalam konteks industri pangan, limbah dari pengolahan biji bunga matahari dapat diolah kembali menjadi bahan yang bermanfaat, mendukung upaya keberlanjutan dan ekonomi sirkular. Dengan manfaat nutrisi dan kesehatan yang jelas, tepung bunga matahari dapat menjadi bahan tambahan dalam berbagai produk pangan fungsional, seperti roti, sereal, atau bahkan produk protein nabati. Penelitian ini membuka jalan untuk eksplorasi lebih lanjut tentang bagaimana memanfaatkan limbah industri minyak sebagai bahan baku yang bernilai tinggi dalam industri pangan.

Kesimpulannya, limbah industri minyak biji bunga matahari memiliki potensi besar untuk diolah menjadi bahan pangan fungsional yang kaya nutrisi dan senyawa bioaktif. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pengolahan yang tepat, limbah tersebut dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, sekaligus mendukung upaya keberlanjutan dalam industri pangan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *