Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam konteks konsumsi energi yang masif di India, tantangan utama yang dihadapi adalah ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah pemanasan air, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam penggunaan energi domestik. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi alternatif yang lebih berkelanjutan, dan artikel ini menyoroti potensi energi terbarukan, khususnya energi surya, dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi karbon.
Selama sepuluh tahun terakhir, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan, seperti solar, hidroelektrik, angin, dan biofuel, merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan efisiensi bangunan dan mengurangi dampak lingkungan. Di antara berbagai sumber energi terbarukan, pemanas air tenaga surya telah menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diterapkan di rumah-rumah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari manfaat dari teknologi ini dan beralih dari metode tradisional ke solusi yang lebih ramah lingkungan.
Artikel ini mengumpulkan data dari penelitian yang dilakukan antara tahun 2012 hingga 2022, dengan fokus pada pemanas air tenaga surya. Melalui survei literatur yang dilakukan menggunakan database Scopus, sebanyak enam puluh enam publikasi penelitian yang relevan telah dipilih. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang meningkat di kalangan peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang pemanas air tenaga surya domestik. Hal ini mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya energi terbarukan dalam konteks pemanasan air.
Salah satu inovasi yang menarik dalam penelitian ini adalah penggunaan kolektor solar datar dengan air suling sebagai fluida transfer panas dan zat perubahan fase sebagai penyimpanan energi termal. Penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan nanopartikel Al dan Cu oksida dalam konsentrasi 0,05 hingga 0,5%, konduktivitas termal dari parafin wax dan air suling dapat ditingkatkan hingga 75%. Ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi pemanas air tenaga surya, yang sangat penting dalam konteks pemanasan air domestik.
Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa 78% peneliti tertarik pada aplikasi pemanasan air domestik, mengingat tingginya konsumsi energi di lingkungan perkotaan dan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan terjangkau untuk pemanasan air, yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan meningkatnya minat ini, diharapkan akan ada lebih banyak inovasi dan solusi yang dapat diterapkan di lapangan.
Dalam konteks pendidikan dan penelitian di bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, penting bagi kita untuk terus mendorong pengembangan teknologi pemanas air tenaga surya. Dengan mengintegrasikan pengetahuan ini ke dalam kurikulum, mahasiswa dapat belajar tentang aplikasi praktis dari teori yang mereka pelajari, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi teknologi energi terbarukan di dunia nyata.
Secara keseluruhan, pemanfaatan energi terbarukan, khususnya pemanas air tenaga surya, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi tantangan konsumsi energi di India. Dengan terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ini, kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan efisien dalam penggunaan energi, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.