Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Penelitian ini menyajikan temuan menarik tentang potensi daun Ficus carica (pohon ara) sebagai bahan pangan yang kaya akan nutrisi dan fungsi fisiologis. Salah satu tujuan utama studi ini adalah mengevaluasi bagaimana variasi kultivar Ficus carica mempengaruhi parameter nutrisi dan fungsionalnya. Hasil ini sangat relevan, terutama bagi pengembangan produk nutraseutikal atau pangan fungsional, di mana daun ara dapat menjadi bahan baku yang menjanjikan untuk produk yang diperkaya serat dan kalsium.
Daun ara mengandung tiga jenis gula utama, yaitu sukrosa, glukosa, dan fruktosa, dengan kandungan rata-rata masing-masing 48,94 g/kg, 66,74 g/kg, dan 43,70 g/kg berat kering. Kandungan gula ini mengindikasikan bahwa daun Ficus carica berpotensi untuk digunakan dalam formulasi produk makanan yang memerlukan tambahan sumber karbohidrat alami. Selain itu, profil gula ini juga memberikan kontribusi terhadap rasa yang mungkin menjadi salah satu daya tarik ketika digunakan dalam matriks pangan lain.
Selain itu, temuan penting lainnya adalah bahwa daun Ficus carica merupakan sumber serat kasar yang sangat baik, dengan rentang kandungan serat antara 6,53% hingga 22,67%. Serat ini sangat penting untuk kesehatan pencernaan dan dapat berperan dalam pencegahan berbagai penyakit, seperti diabetes dan penyakit jantung. Sebagai seorang dosen di bidang Teknologi Pangan, saya melihat bahwa daun ara berpotensi untuk diolah menjadi bahan tambahan pada produk makanan sehat, seperti roti gandum, sereal, atau suplemen serat, yang semakin populer di kalangan konsumen yang sadar akan kesehatan.
Dari segi mineral, kalsium (Ca) adalah makronutrien yang paling melimpah di dalam daun Ficus carica, diikuti oleh kalium (K) dan magnesium (Mg). Kandungan kalsium yang tinggi menjadikan daun ara sebagai alternatif sumber kalsium alami yang menarik. Ini bisa menjadi inovasi penting bagi konsumen yang tidak toleran terhadap laktosa atau yang menghindari produk susu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kalsium harian mereka dari bahan nabati. Selain kalsium, daun ara juga mengandung konsentrasi tinggi zat besi (Fe), yang penting untuk pencegahan anemia dan mendukung produksi hemoglobin.
Hasil penelitian ini menggarisbawahi potensi daun Ficus carica sebagai bahan baku untuk produk pangan yang diperkaya serat dan mineral. Ekstrak dari daun ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti suplemen gizi atau bahan tambahan dalam produk makanan fungsional. Daun ara juga berpeluang untuk diolah menjadi tepung atau ekstrak yang bisa digunakan dalam makanan olahan seperti camilan sehat atau minuman fungsional.
Selain manfaat nutrisional, penggunaan daun Ficus carica dalam pangan juga memiliki nilai tambah dari segi keberlanjutan. Daun ini merupakan bagian tanaman yang sering kali diabaikan atau dibuang setelah panen buah ara, sehingga penggunaannya bisa mendukung praktik pengolahan pangan yang lebih ramah lingkungan. Mengolah bagian tanaman yang sering terbuang menjadi produk bernilai tambah adalah salah satu prinsip penting dalam pengembangan pangan berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana daun Ficus carica dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam industri pangan dan nutraseutikal. Daun ini tidak hanya kaya akan serat dan kalsium, tetapi juga mengandung nutrisi penting lainnya yang dapat meningkatkan nilai gizi dari berbagai produk pangan. Inovasi dalam pengolahan daun ara bisa memberikan dampak signifikan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat modern yang semakin peduli akan kesehatan, sekaligus mendukung praktik pengolahan pangan yang berkelanjutan.