Potensi Daur Ulang Kemasan Plastik Tablet Farmasi: Tantangan dan Solusi dalam Mengatasi Residu API

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Studi mengenai daur ulang kemasan plastik tablet farmasi, khususnya yang terbuat dari polietilena densitas tinggi (HDPE), menyoroti peluang besar untuk memanfaatkan kembali material ini secara berkelanjutan. Kemasan tablet plastik mewakili 15% dari total kemasan farmasi yang dijual di Finlandia pada tahun 2020 dan 2021, atau setara dengan 350 ton plastik per tahun. Namun, masalah utama yang belum banyak dieksplorasi adalah keberadaan residu bahan aktif farmasi (API) di dalam wadah kosong tersebut, yang dapat mempengaruhi proses daur ulang dan keamanan lingkungan.

Penelitian ini mengungkap adanya residu enam jenis API yang tertinggal atau teradsorpsi di dalam wadah tablet plastik, yang bisa menjadi penghalang utama dalam proses daur ulang. Misalnya, ditemukan hingga 940.000 µg/kg karbamazepin dalam wadah yang berisi tablet tanpa lapisan. Sementara itu, residu dari tablet berlapis yang mengandung lima API lainnya berkisar antara 2,4 hingga 6.100 µg/kg. Fakta ini menunjukkan bahwa lapisan tablet dapat mempengaruhi jumlah residu yang tertinggal, yang tentu menjadi aspek penting dalam mempertimbangkan keamanan daur ulang kemasan farmasi.

Selain itu, perbedaan penggunaan tablet di rumah tangga dan unit dosis khusus juga memberikan dampak pada jumlah residu API yang tertinggal. Residu parasetamol dari penggunaan rumah tangga tercatat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan dari layanan pembagian dosis. Hal ini mengindikasikan bahwa cara penggunaan dan penyimpanan tablet dapat memengaruhi tingkat residu yang tersisa, yang perlu menjadi perhatian lebih dalam proses pengumpulan dan pengolahan limbah kemasan farmasi.

Salah satu solusi yang dieksplorasi dalam penelitian ini adalah dengan membilas wadah untuk menghilangkan residu API. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar residu dapat dihilangkan melalui pembilasan, namun pendekatan ini membawa risiko tambahan berupa emisi ke lingkungan. Misalnya, air bilasan dari wadah yang mengandung karbamazepin dapat menggandakan emisi senyawa ini dari instalasi pengolahan air limbah di Finlandia, yang menjadi tantangan lingkungan serius. Ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih cermat dalam mengelola limbah plastik yang terkontaminasi API.

Dari perspektif teknologi pangan, meskipun residu API tidak secara langsung terkait dengan produksi pangan, pelajaran penting dapat diambil dalam hal pengelolaan limbah dan keberlanjutan. Kemampuan untuk mengurangi residu API melalui pembilasan dan pengenceran dengan limbah plastik lainnya menunjukkan adanya potensi untuk mendaur ulang kemasan tablet plastik. Namun, tantangan lingkungan yang ditimbulkan oleh pembilasan menunjukkan perlunya teknologi pengolahan yang lebih aman dan ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif pada ekosistem.

Pada kesimpulannya, meskipun residu API yang dipelajari dalam penelitian ini tidak dianggap sebagai penghalang besar dalam daur ulang kemasan plastik tablet, studi lebih lanjut diperlukan terutama pada API yang lebih beracun. Penting juga untuk memahami bagaimana residu API ini berinteraksi selama proses daur ulang plastik dan bagaimana dampaknya terhadap keamanan produk akhir. Dengan semakin berkembangnya teknologi daur ulang dan peningkatan kesadaran akan keberlanjutan, temuan ini memberikan dasar penting untuk mengatasi tantangan dalam mendaur ulang limbah farmasi secara aman dan efisien.

Dengan demikian, di masa depan, pendekatan daur ulang yang lebih terintegrasi dan aman harus dikembangkan untuk memastikan bahwa kemasan plastik farmasi tidak hanya dapat didaur ulang secara teknis, tetapi juga aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ini adalah langkah penting menuju industri farmasi yang lebih berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *