Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan telah mendorong banyak negara maju untuk mendukung pembiayaan publik dan swasta dalam proyek energi terbarukan (RE). Hal ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap pengurangan emisi karbon, tetapi juga menunjukkan pengakuan akan potensi besar yang dimiliki oleh sumber energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi global. Di antara berbagai sumber energi terbarukan, teknologi energi surya (SET) muncul sebagai salah satu solusi paling menjanjikan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim yang kita hadapi saat ini.
Teknologi energi surya mencakup dua kategori utama: fotovoltaik surya dan kolektor termal surya. Kedua teknologi ini memiliki aplikasi yang luas, mulai dari pembangkit listrik hingga pemanasan dan pendinginan. Dalam konteks sektor pertanian dan pangan, SET dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Misalnya, penggunaan panel surya di atap bangunan pertanian tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.
Salah satu keunggulan utama dari SET adalah kemampuannya untuk mengurangi emisi karbon secara drastis. Dengan beralih dari sumber energi fosil ke energi surya, kita dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh sektor pertanian, yang sering kali menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Selain itu, teknologi ini juga berkontribusi pada pengurangan biaya energi, yang sangat penting bagi petani dan produsen pangan yang berjuang dengan margin keuntungan yang semakin menyusut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kinerja dan dampak lingkungan dari SET dapat bervariasi tergantung pada aplikasi spesifiknya. Misalnya, penggunaan kolektor termal surya untuk pemanasan air dalam proses pengolahan pangan dapat memberikan hasil yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan panel fotovoltaik untuk pembangkit listrik. Oleh karena itu, evaluasi yang cermat terhadap kinerja, ekonomi, dan dampak lingkungan dari berbagai teknologi energi surya sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kita memilih solusi yang paling sesuai untuk kebutuhan spesifik di sektor pertanian.
Dalam upaya untuk mengevaluasi ekonomi dan dampak lingkungan dari SET, berbagai metode dan alat telah dikembangkan. Analisis biaya-manfaat, analisis siklus hidup, dan penilaian dampak lingkungan adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas teknologi ini. Dengan menggunakan alat-alat ini, kita dapat mengidentifikasi potensi penghematan biaya dan manfaat lingkungan yang dapat diperoleh dari penerapan SET dalam sektor pertanian dan pangan.
Selain itu, adopsi teknologi energi surya juga dapat mendorong inovasi dalam praktik pertanian berkelanjutan. Misalnya, integrasi sistem irigasi berbasis energi surya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya air yang terbatas. Dengan demikian, SET tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan energi, tetapi juga pada keberlanjutan sumber daya alam secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, teknologi energi surya memiliki potensi yang sangat besar untuk merevolusi sektor pertanian dan pangan. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan sektor swasta, serta pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan tantangan yang terkait dengan penerapan SET, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien. Ini adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang.