Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam era modern ini, kebutuhan akan sumber energi yang berkelanjutan semakin mendesak, terutama di tengah penurunan cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya biaya energi. Peralihan fokus dunia menuju sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan ekonomis menjadi sangat penting untuk memastikan keberlangsungan hidup di masa depan. Salah satu solusi yang menjanjikan dalam konteks ini adalah gasifikasi biomassa, yang menawarkan proses konversi limbah menjadi energi yang lebih efisien dan bersih dibandingkan dengan pembakaran langsung.
Gasifikasi biomassa merupakan proses yang mengubah bahan organik, seperti limbah pertanian, menjadi gas sintetis (syngas) melalui reaksi termokimia. Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan, tetapi juga menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemanasan, sintesis etanol, dan penggerak mesin. Namun, tantangan utama dalam penggunaan syngas adalah adanya kontaminan seperti char, abu, tar, dan partikel halus yang dapat mengganggu kinerja sistem termal dan mesin.
Untuk mengatasi masalah ini, penelitian yang dilakukan di Universitas Pertanian Faisalabad mengembangkan gasifier downdraft yang dilengkapi dengan pemisah siklon dan filter biomassa hibrida. Inovasi ini menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia, sehingga tidak hanya efisien dari segi biaya, tetapi juga mendukung pengembangan teknologi yang berkelanjutan di daerah terpencil. Dengan kapasitas reaktor sebesar 0,19 m³, sistem ini dirancang untuk memaksimalkan konversi biomassa menjadi energi.
Pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Parameter kinerja untuk limbah kayu dan tongkol jagung menunjukkan laju konsumsi bahan bakar yang relatif rendah, serta volume gas yang dihasilkan cukup signifikan. Dengan efisiensi unit pembersihan yang mencapai lebih dari 79%, sistem ini menunjukkan potensi yang baik untuk digunakan dalam aplikasi termal dan mesin. Hal ini menandakan bahwa gasifikasi biomassa dapat menjadi alternatif yang layak untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah yang sulit dijangkau.
Keberhasilan pengembangan gasifier ini tidak hanya memberikan solusi energi, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan limbah pertanian yang lebih baik. Dengan memanfaatkan limbah yang biasanya dibakar atau dibuang, kita dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan pertanian. Ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan pengelolaan sumber daya yang efisien dan ramah lingkungan.
Lebih jauh lagi, penerapan teknologi gasifikasi biomassa dapat mendorong inovasi dalam praktik pertanian berkelanjutan. Misalnya, penggunaan syngas sebagai sumber energi untuk sistem irigasi atau pemanasan rumah kaca dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional. Dengan demikian, teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Secara keseluruhan, gasifikasi biomassa merupakan langkah maju yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan, terutama di daerah terpencil. Dengan dukungan penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, serta kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, kita dapat menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan efisien. Inovasi ini tidak hanya akan membantu memenuhi kebutuhan energi saat ini, tetapi juga memastikan keberlanjutan untuk generasi mendatang.