Inovasi Energi Terbarukan dalam Produksi Beton Foam: Solusi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Dalam era modern ini, kebutuhan akan material konstruksi yang efisien dan ramah lingkungan semakin mendesak. Artikel ini memperkenalkan metode inovatif dalam produksi produk beton foam yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber utama dalam proses pengerasan. Dengan menggantikan metode tradisional yang memerlukan energi tinggi seperti autoklaf dan pemanasan uap, teknologi baru ini menawarkan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan hemat biaya. Hal ini sangat relevan mengingat tantangan global terkait perubahan iklim dan kebutuhan untuk mengurangi jejak karbon dalam industri konstruksi.

Salah satu keunggulan utama dari metode yang diusulkan adalah penggunaan pemanasan heliothermal, yang memanfaatkan sinar matahari untuk meningkatkan suhu produk beton foam. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengatur suhu optimal selama musim operasi, efisiensi energi dapat ditingkatkan secara signifikan. Ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang tidak terbarukan, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dalam penelitian ini, karakteristik fisik dan mekanik beton foam yang dihasilkan menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan. Kekuatan beton foam mencapai tingkat tinggi, dengan koefisien konduktivitas termal yang bervariasi antara 0,13 hingga 0,19 W/m°C. Selain itu, ketahanan beku beton foam juga teruji dengan baik, mencapai 35 siklus untuk D600 dan D700, serta 50 siklus untuk D800. Ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan tidak hanya efisien secara energi, tetapi juga memiliki daya tahan yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan.

Metode baru ini juga menawarkan kemudahan dalam penggunaannya. Kombinasi pemanasan solar dengan pemanasan listrik sebagai sumber energi tambahan memungkinkan proses produksi yang lebih fleksibel dan efisien. Dengan demikian, kualitas produk beton foam dapat terjaga selama siklus produksi harian, yang pada gilirannya mengarah pada penghematan energi termal yang signifikan. Ini adalah langkah penting menuju produksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Feasibility study yang dilakukan menunjukkan bahwa penggantian sebagian dan total bahan bakar fosil dengan energi solar terbarukan dapat mencapai hingga 95% selama musim panas, dan 65% secara tahunan. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, terutama mengingat tantangan yang dihadapi selama periode musim dingin ketika radiasi matahari tidak mencukupi. Dengan demikian, metode ini tidak hanya menjanjikan dari segi efisiensi energi, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk masalah yang dihadapi oleh industri konstruksi.

Dalam konteks yang lebih luas, inovasi ini dapat menjadi model bagi industri lain yang ingin mengadopsi praktik berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, teknologi seperti ini dapat menjadi pendorong utama dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Oleh karena itu, penting bagi para peneliti dan praktisi di bidang teknik sistem termal dan energi terbarukan untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan teknologi yang mendukung keberlanjutan.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang potensi penggunaan energi terbarukan dalam produksi material konstruksi. Dengan pendekatan yang inovatif dan ramah lingkungan, kita dapat berharap untuk melihat perubahan positif dalam industri konstruksi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan planet kita. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *