Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Pengeringan merupakan proses penting dalam pengolahan makanan, terutama untuk buah dan sayuran, yang bertujuan untuk menghilangkan kelembapan guna memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas produk. Dalam konteks ini, penggunaan energi solar sebagai sumber pengeringan menawarkan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji berbagai metode pengeringan solar, termasuk pengering solar tipe terbuka, pengering konvektif alami, dan pengering rumah kaca, untuk mengevaluasi kinerja pengeringan serta dampaknya terhadap kualitas dan tekstur makanan yang dikeringkan.
Salah satu temuan utama dari studi ini adalah perbandingan antara metode pengeringan yang berbeda. Pengeringan konvektif, meskipun menggunakan pemanasan tidak langsung, menunjukkan laju pengeringan yang lebih rendah dibandingkan dengan pengeringan terbuka. Dengan laju pengeringan maksimum yang tercatat pada pengering terbuka mencapai 0,088 kg/kgh, sedangkan pengering konvektif hanya 0,03 kg/kgh, perbedaan ini menunjukkan bahwa pengeringan terbuka lebih efisien dalam hal kecepatan, meskipun dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.
Kualitas hasil pengeringan juga menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Pengeringan konvektif menghasilkan tekstur dan warna yang lebih baik pada sampel dibandingkan dengan metode pengeringan terbuka dan rumah kaca. Hal ini disebabkan oleh efek penyusutan yang lebih sedikit pada sampel yang dikeringkan dengan metode konvektif, yang mengurangi risiko kerusakan pada struktur sel makanan. Sebaliknya, pengeringan terbuka menunjukkan efek penyusutan dan perubahan warna yang lebih signifikan, yang dapat mempengaruhi daya tarik visual dan nilai gizi produk.
Dalam penelitian ini, pengering rumah kaca dipilih sebagai metode yang paling efektif untuk studi kinerja termal. Penggunaan sensor DHT11 yang terhubung dengan pemrograman Arduino memungkinkan pengukuran suhu dan kelembapan di berbagai lokasi dalam pengaturan pengering rumah kaca. Data yang diperoleh memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai dinamika termal dalam proses pengeringan, yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi energi dan kualitas produk.
Estimasi efisiensi energi dari pengering solar rumah kaca berkisar antara 15% hingga 25%, yang menunjukkan adanya potensi untuk perbaikan lebih lanjut. Kerugian energi yang lebih besar mungkin disebabkan oleh desain dan material yang digunakan dalam pembuatan pengering. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi cara-cara untuk mengurangi kehilangan energi dan meningkatkan efisiensi keseluruhan dari sistem pengeringan solar ini.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan teknologi pengeringan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kita tidak hanya dapat memperpanjang masa simpan makanan, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari proses pengolahan makanan. Inovasi dalam desain dan teknologi pengeringan solar dapat menjadi langkah penting menuju sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Akhirnya, penting untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan metode pengeringan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, penelitian di bidang ini tidak hanya relevan tetapi juga krusial untuk masa depan industri pangan dan energi terbarukan.