Peran Karbohidrat dalam NAFLD: Mengungkap Kaitan Inflamasi dan Sintesis Lipid pada Hati

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) pertama kali didefinisikan pada tahun 1980 sebagai kondisi perlemakan hati yang menyerupai penyakit hati akibat alkohol, tetapi tanpa adanya konsumsi alkohol. Setelah lebih dari 40 tahun, pemahaman mengenai penyakit ini masih jauh dari sempurna. Tanpa adanya obat khusus yang tersedia untuk pengobatan, jumlah penderita NAFLD terus meningkat dengan cepat dan kini mempengaruhi lebih dari seperempat populasi global. Penyebab utama dari NAFLD umumnya berkaitan dengan gaya hidup sedentari dan asupan energi yang berlebihan, khususnya dari lemak dan gula. Namun, strategi umum untuk mengatasi atau menghindari NAFLD sering kali melibatkan penggantian makanan tinggi lemak dengan makanan tinggi karbohidrat, khususnya karbohidrat berpati, guna mengurangi asupan kalori dan mencapai rasa kenyang. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang secara khusus mempelajari dampak konsumsi karbohidrat terhadap metabolisme hati pada pasien NAFLD dibandingkan dengan penelitian yang berfokus pada lemak.

Kebanyakan studi yang ada terkait dengan asupan karbohidrat dan NAFLD masih bersifat sporadis dan kurang sistematis, sehingga sulit untuk mengidentifikasi mekanisme yang jelas. Namun, dalam tinjauan terbaru, ditemukan hubungan yang mengejutkan antara karbohidrat dan perlemakan hati melalui jalur inflamasi. Penelitian ini menyoroti bahwa konsumsi karbohidrat, terutama karbohidrat berpati, berpotensi memicu respon inflamasi yang dapat berkontribusi terhadap steatosis hati, suatu kondisi di mana lemak menumpuk di dalam sel-sel hati. Hal ini mengindikasikan bahwa peran karbohidrat dalam NAFLD tidak hanya terbatas pada efek kalorinya, tetapi juga melibatkan proses inflamasi yang lebih kompleks.

Salah satu alasan mengapa karbohidrat, khususnya karbohidrat berpati, dapat memicu inflamasi adalah karena perubahan dalam metabolisme lipid di hati. Asupan karbohidrat yang tinggi dapat meningkatkan sintesis de novo lipid (lipogenesis) di hati, yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan kadar lemak dalam organ tersebut. Lebih lanjut, proses ini juga memicu respon inflamasi di mana sel-sel imun teraktivasi untuk melawan stres metabolik yang terjadi di hati. Akumulasi lipid dan inflamasi yang terjadi bersama-sama inilah yang kemudian memperparah kondisi NAFLD.

Meskipun temuan ini menarik, studi yang ada masih terbatas dalam hal jumlah dan cakupannya. Penelitian pada manusia dan model hewan menunjukkan hubungan antara asupan karbohidrat dan progresi NAFLD, namun mekanisme molekuler yang mendasari masih belum sepenuhnya dipahami. Jalur inflamasi yang mungkin terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis lipid di hati perlu diteliti lebih lanjut. Beberapa jalur potensial yang diperkirakan terkait dengan inflamasi dan lipogenesis, seperti jalur NF-κB dan JNK, menunjukkan kemungkinan keterlibatan dalam proses tersebut, namun studi lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi hipotesis ini.

Keterbatasan penelitian saat ini tidak hanya terletak pada kurangnya fokus terhadap karbohidrat dalam konteks NAFLD, tetapi juga pada kurangnya pendekatan sistematis dalam memahami efek karbohidrat terhadap metabolisme hati. Sebagian besar studi lebih banyak berfokus pada pengaruh lemak, sementara efek dari berbagai jenis karbohidrat—termasuk karbohidrat sederhana dan kompleks—masih belum dipelajari secara mendalam. Oleh karena itu, penelitian di masa depan perlu mempertimbangkan pengaruh berbagai jenis karbohidrat terhadap jalur inflamasi dan lipogenesis dalam konteks NAFLD.

Pada akhirnya, tinjauan ini menggarisbawahi pentingnya memperhitungkan peran karbohidrat, khususnya karbohidrat berpati, dalam pengelolaan NAFLD. Tidak hanya sebagai sumber energi, karbohidrat juga dapat mempengaruhi metabolisme lemak di hati melalui inflamasi, yang pada gilirannya berkontribusi pada perkembangan steatosis hati. Dengan memahami mekanisme ini lebih baik, kita dapat mengidentifikasi target-target baru untuk mengatur inflamasi dan lipogenesis dalam pengobatan NAFLD yang lebih efektif di masa depan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *