Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam konteks pemulihan lingkungan, tumpahan minyak besar menjadi salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi oleh industri dan masyarakat. Tumpahan minyak berat, khususnya, menimbulkan masalah serius karena viskositasnya yang tinggi dan fluiditas yang rendah, yang membuat proses pemulihan menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, penelitian yang mengembangkan teknologi pemulihan yang ramah lingkungan dan efektif biaya sangat penting. Salah satu inovasi terbaru dalam bidang ini adalah pengembangan aerogel berbasis bio yang memiliki kemampuan konversi fototermal yang efisien, yang dapat membantu mengurangi viskositas minyak dan mempercepat proses pemulihan.
Aerogel yang dikembangkan dalam penelitian ini terbuat dari natrium alginat (SA), bahan baku yang terbarukan dan melimpah. Kombinasi SA dengan graphene oxide dan ZIF-8 menghasilkan aerogel SA/graphene oxide/ZIF-8 (SAGZM) yang memiliki sifat hidrofobik dan antibakteri. Proses pembuatan aerogel ini menggunakan teknik pembekuan-pengeringan dan deposisi uap kimia (CVD), yang memungkinkan terciptanya struktur pori yang kaya, porositas tinggi, dan sifat mekanik yang sangat baik. Karakteristik ini menjadikan SAGZM sebagai kandidat ideal untuk aplikasi pemulihan tumpahan minyak berat.
Dalam penelitian ini, berbagai karakterisasi dan pengujian dilakukan untuk mengevaluasi struktur aerogel, sifat basah selektif, kemampuan konversi fototermal, serta kemampuan penyerapan minyak mentah. Hasilnya menunjukkan bahwa SAGZM tidak hanya memiliki efisiensi konversi fototermal yang baik, tetapi juga kemampuan penyerapan minyak yang sangat tinggi. Melalui pencitraan termal inframerah dan analisis perilaku permeabilitas minyak, kemampuan pemulihan SAGZM terhadap minyak mentah berat di bawah pencahayaan sinar matahari telah dibuktikan secara efektif.
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah kemampuan SAGZM untuk mengatur viskositas minyak secara in situ. Dengan memanfaatkan kemampuan konversi fototermal yang luar biasa, aerogel ini dapat memanaskan minyak dan mengurangi viskositasnya, sehingga memudahkan proses penyerapan. Selain itu, kemampuan antibakteri yang dimiliki SAGZM juga menjadi nilai tambah yang sering diabaikan dalam desain material ramah lingkungan, yang dapat memperpanjang masa pakai material tersebut dalam aplikasi pemulihan.
Keberhasilan pengembangan aerogel berbasis bio ini menunjukkan potensi besar dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk masalah pemulihan tumpahan minyak. Dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan dan teknologi inovatif, SAGZM tidak hanya memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga menawarkan pendekatan yang lebih efisien dalam menangani tumpahan minyak berat. Hal ini sejalan dengan tren global menuju penggunaan material yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam berbagai aplikasi industri.
Namun, meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi sebelum SAGZM dapat diterapkan secara luas di lapangan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek seperti biaya produksi, skala aplikasi, dan dampak lingkungan jangka panjang dari penggunaan aerogel ini. Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pembuat kebijakan sangat penting untuk memastikan bahwa inovasi ini dapat diimplementasikan secara efektif dan memberikan manfaat yang maksimal bagi lingkungan.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan teknologi pemulihan tumpahan minyak yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi aerogel berbasis bio, kita dapat berharap untuk melihat kemajuan yang lebih besar dalam upaya pemulihan lingkungan dan perlindungan ekosistem. Inovasi seperti SAGZM tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga membuka jalan bagi solusi yang lebih baik di masa depan dalam bidang teknik sistem termal dan energi terbarukan.