Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam era di mana permintaan energi terus meningkat dan sumber energi konvensional semakin menipis, pencarian solusi penyimpanan energi yang efisien menjadi sangat penting. Salah satu teknologi yang menjanjikan dalam hal ini adalah penggunaan material perubahan fase (PCM) sebagai teknologi penyimpanan energi termal laten (LHTES). PCM memiliki keunggulan dalam densitas penyimpanan yang tinggi dan karakteristik termal yang stabil, menjadikannya fokus utama penelitian di bidang energi terbarukan.
Proses perubahan fase yang terjadi selama pengisian dan pengosongan PCM, yaitu pencairan dan pembekuan, menjadi topik utama dalam banyak artikel terkait. Penelitian-penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami sifat-sifat perubahan fase PCM, baik dalam bentuk alami, dengan tambahan nano, maupun dengan atau tanpa busa logam. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak pendekatan yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi penyimpanan energi menggunakan PCM.
Salah satu PCM yang menarik perhatian adalah minyak kelapa, yang merupakan material perubahan fase organik. Minyak kelapa memiliki karakteristik unik yang membuatnya cocok untuk aplikasi penyimpanan energi. Dalam tinjauan ini, kita akan membahas secara mendetail tentang penyimpanan energi, transfer panas, dan karakteristik proses pencairan minyak kelapa. Fokus utama akan diberikan pada fitur pencairan seperti perkembangan antarmuka padat-cair, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pencairan, dan laju pencairan.
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana suspensi koloidal dari nano-material dapat meningkatkan laju transfer panas dalam PCM. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan nano-additives dapat mempercepat proses pencairan dan meningkatkan efisiensi penyimpanan energi. Ini adalah temuan yang signifikan, karena dapat membuka jalan bagi pengembangan material penyimpanan energi yang lebih efisien dan efektif.
Selain itu, penggunaan busa logam dalam kombinasi dengan PCM juga menjadi area penelitian yang menarik. Busa logam dapat meningkatkan konduktivitas termal dan mempercepat proses transfer panas, sehingga meningkatkan kinerja sistem penyimpanan energi. Dengan memanfaatkan kombinasi antara PCM, nano-additives, dan busa logam, kita dapat menciptakan sistem penyimpanan energi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Dalam konteks keberlanjutan, penggunaan PCM seperti minyak kelapa tidak hanya memberikan solusi penyimpanan energi yang efisien, tetapi juga mendukung penggunaan sumber daya terbarukan. Dengan memanfaatkan material organik, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Ini sejalan dengan tujuan global untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, penelitian tentang PCM, khususnya minyak kelapa, menunjukkan potensi besar dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi terbarukan. Dengan memahami dan mengoptimalkan sifat-sifat perubahan fase, kita dapat menciptakan solusi yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan. Penelitian lebih lanjut di bidang ini akan sangat penting untuk mewujudkan potensi penuh dari teknologi penyimpanan energi dalam mendukung transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan di masa depan.