Seaweed: Potensi Bahan Pangan Fungsional Anti-Inflamasi Berbasis Lipid Bioaktif

Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)

Permasalahan kesehatan global saat ini semakin kompleks, salah satunya terkait dengan inflamasi kronis tingkat rendah yang merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit kardiovaskular, obesitas, resistensi insulin, dan diabetes. Penyakit-penyakit ini secara kolektif berkontribusi pada lebih dari 50% angka kematian di seluruh dunia. Oleh karena itu, pendekatan yang efektif untuk modulasi respon inflamasi menjadi kunci dalam strategi pencegahan dan terapi penyakit ini. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pemanfaatan asam lemak n-3 rantai panjang (n-3 LC-PUFA) yang memiliki potensi sebagai agen anti-inflamasi. Salah satu sumber n-3 LC-PUFA yang potensial dan masih kurang dieksplorasi adalah rumput laut atau seaweed.

Rumput laut dikenal memiliki kualitas nutrisi yang tinggi dan merupakan sumber berbagai senyawa bioaktif, termasuk lipid anti-inflamasi. Dalam kajian ini, potensi lipid yang berasal dari rumput laut sebagai agen anti-inflamasi dibahas secara mendalam, terutama mekanisme imunomodulasi yang dimilikinya. Rumput laut dapat dikembangkan menjadi bahan pangan fungsional atau suplemen kesehatan dengan kemampuan anti-inflamasi yang signifikan, memberikan peluang baru dalam industri pangan dan kesehatan.

Berbagai penelitian telah mengevaluasi aktivitas anti-inflamasi dari lipid rumput laut dengan menggunakan ekstrak lipid kasar, fraksi lipid, dan lipid kompleks terisolasi dari beberapa jenis rumput laut yang tergolong dalam filum Ochrophyta dan Rhodophyta. Namun, hanya sedikit penelitian yang fokus pada jenis dari filum Chlorophyta, seperti Ulva rigida, Ulva sp., dan Codium tomentosum. Temuan penting dari penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa lipid yang berasal dari rumput laut dapat menekan ekspresi enzim sintase oksida nitrat yang dapat diinduksi (iNOS) dan siklooksigenase-2 (COX-2), serta mengurangi kadar faktor nuklir κB p100 dan protein respons diferensiasi myeloid primer 88. Mekanisme ini mengarah pada penurunan produksi berbagai sitokin pro-inflamasi dan oksida nitrat yang berperan penting dalam proses inflamasi.

Selain itu, lipid yang terkandung dalam rumput laut diketahui berperan dalam menghambat beberapa jalur inflamasi yang terkait dengan perkembangan penyakit tidak menular kronis. Potensi ini membuka peluang bagi rumput laut untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pengembangan pangan fungsional yang dapat membantu mencegah dan mengendalikan inflamasi kronis. Dalam industri pangan, potensi ini sangat besar mengingat tren konsumsi pangan fungsional yang terus meningkat, terutama yang berbasis bahan alami dan memberikan manfaat kesehatan spesifik.

Namun, meskipun hasil awal ini menjanjikan, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengungkap mekanisme lengkap dari aktivitas anti-inflamasi lipid rumput laut. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih baik bagaimana senyawa lipid ini berinteraksi dengan jalur molekuler inflamasi dalam tubuh manusia. Pemahaman yang lebih mendalam akan memungkinkan pengembangan aplikasi rumput laut yang lebih efektif sebagai suplemen atau bahan pangan fungsional yang dapat digunakan untuk mencegah inflamasi kronis dan penyakit terkait lainnya.

Sebagai dosen di bidang Teknologi Pangan, penting untuk menyoroti bahwa pengembangan rumput laut sebagai bahan pangan fungsional tidak hanya bermanfaat dari segi kesehatan, tetapi juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Rumput laut adalah sumber daya laut yang dapat tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan input pertanian seperti pupuk atau pestisida. Ini menjadikannya sebagai bahan pangan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, selaras dengan kebutuhan global akan solusi pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, rumput laut memiliki potensi besar sebagai bahan pangan fungsional dengan aktivitas anti-inflamasi yang kuat. Dengan semakin banyaknya bukti ilmiah mengenai manfaat kesehatannya, rumput laut dapat menjadi salah satu komponen penting dalam pencegahan penyakit kronis dan pengembangan produk pangan fungsional di masa depan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *