Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Pati telah lama digunakan dalam pembuatan film biodegradable karena sifatnya yang ramah lingkungan, biokompatibel, dan dapat diperbarui. Penelitian terbaru yang memperkenalkan film gel berbasis pati berpori yang dimodifikasi dengan kappa-karagenan dan K+ menunjukkan terobosan baru dalam pengembangan material dengan daya serap minyak yang tinggi. Sebagai seorang dosen Teknologi Pangan, inovasi ini tidak hanya relevan bagi industri pangan tetapi juga berpotensi luas untuk diaplikasikan dalam sektor kecantikan dan perawatan kulit.
Film ini menunjukkan stabilitas gel yang optimal ketika ditambahkan kappa-karagenan (10 mg/mL) dan K+ (2 mg/mL) pada mikrogel berbasis pati (2 mg/mL). Dengan kombinasi ini, film memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi meskipun elastisitas dan kristalinitasnya menurun. Penurunan kristalinitas ini menunjukkan bahwa struktur film menjadi lebih fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan bentuk tanpa kehilangan kekuatan mekaniknya. Bagi industri pangan, film dengan kekuatan tarik tinggi sangat penting untuk kemasan yang tahan terhadap berbagai tekanan fisik selama proses penyimpanan dan distribusi.
Penelitian ini juga menyoroti peran penting kappa-karagenan dalam memengaruhi kekuatan gel serta sifat hidrofobik dan mekanis dari film. Kappa-karagenan, yang umumnya digunakan dalam industri makanan sebagai bahan pengental dan pembentuk gel, ternyata dapat meningkatkan kinerja mekanik dan struktur film berbasis pati. Ini menunjukkan potensi besar untuk memperluas penggunaannya dalam pembuatan kemasan pangan yang lebih efisien dan tahan lama, sambil tetap mempertahankan sifat biodegradable yang diinginkan oleh industri modern.
Salah satu aspek menarik dari film ini adalah sifatnya sebagai fluida non-Newtonian, yang berarti bahwa viskositasnya berubah tergantung pada tekanan atau kekuatan yang diterapkan. Sifat ini memberikan keunggulan dalam pembentukan film yang seragam dengan kemampuan penyebaran yang optimal. Dalam dunia teknologi pangan, hal ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lapisan pelindung yang merata pada produk pangan, meningkatkan daya tahan terhadap kontaminasi eksternal dan mempertahankan kualitas produk lebih lama.
Struktur berpori dari film ini juga menjadi faktor kunci yang memberikan daya serap minyak yang sangat tinggi. Dengan tingkat penyerapan minyak mencapai 87,5% dalam waktu 20 menit, film ini jelas memiliki keunggulan dibandingkan dengan pati dari beras ketan yang umumnya digunakan. Daya serap minyak yang tinggi ini membuka peluang untuk aplikasi yang lebih luas, tidak hanya dalam bidang pangan tetapi juga dalam produk kecantikan. Misalnya, film ini dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam masker wajah atau produk perawatan kulit yang dirancang untuk menyerap kelebihan minyak dari kulit.
Dari perspektif Teknologi Pangan, film ini menawarkan solusi multifungsi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai skenario, baik sebagai bahan kemasan yang ramah lingkungan maupun sebagai komponen produk kecantikan. Dalam industri kecantikan, kelebihan daya serap minyak dan sifat mekanisnya yang unggul menjadikannya kandidat ideal untuk produk-produk yang dirancang untuk mengatasi kulit berminyak atau masalah kulit lainnya.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut dalam pemanfaatan mikrogel berbasis pati sebagai bahan dasar untuk film multifungsi. Dengan kemampuan menyerap minyak, sifat mekanik yang kuat, dan struktur yang berpori, film ini tidak hanya memiliki aplikasi potensial di industri pangan tetapi juga dapat merambah ke sektor kecantikan. Bagi seorang akademisi di bidang Teknologi Pangan, ini adalah inovasi yang patut diperhatikan dan dikembangkan lebih lanjut, baik dari sisi teknologi maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.