Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan lonjakan harga listrik yang signifikan, yang bertepatan dengan peningkatan penggunaan energi terbarukan seperti angin dan solar photovoltaic. Meskipun energi ini dianggap sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, kenyataannya adalah bahwa mereka bersifat non-dispatchable, artinya mereka tidak dapat diandalkan untuk menghasilkan listrik sesuai permintaan. Penutupan pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang mampu memproduksi listrik secara on-demand semakin memperburuk situasi ini, menyebabkan risiko pemadaman listrik yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, penting untuk mengevaluasi kembali strategi kita dalam mengadopsi sumber energi terbarukan.
Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah ketidakstabilan pasokan energi dari sumber terbarukan non-dispatchable. Ketika angin tidak bertiup atau sinar matahari tidak cukup, kita tidak memiliki cara yang efisien untuk memenuhi permintaan energi. Hal ini menyebabkan pemerintah meminta warganya untuk mengurangi penggunaan listrik, terutama pada saat puncak permintaan. Situasi ini menunjukkan bahwa harapan akan energi terbarukan yang murah dan melimpah mungkin terlalu optimis tanpa adanya dukungan dari sumber energi lain yang lebih stabil.
Untuk mengatasi tantangan ini, kita perlu mengadopsi berbagai sumber energi yang lebih beragam. Selain angin dan solar, sumber energi terbarukan yang dapat diandalkan seperti hidroelektrik, geotermal, dan biomassa harus dipertimbangkan. Pembangkit listrik hidroelektrik, misalnya, dapat berfungsi sebagai sumber energi dispatchable yang mampu memenuhi permintaan saat dibutuhkan. Selain itu, energi nuklir sebagai sumber baseload juga dapat memberikan stabilitas yang diperlukan dalam sistem energi kita.
Pengembangan teknologi penyimpanan energi juga menjadi kunci dalam menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan. Penyimpanan energi melalui baterai, hidro pompa, dan penyimpanan energi termal dapat membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan. Namun, salah satu inovasi yang paling menjanjikan adalah penggunaan hidrogen sebagai penyimpanan energi. Hidrogen dapat dihasilkan dari kelebihan energi terbarukan dan digunakan untuk menghasilkan listrik saat dibutuhkan, memberikan solusi yang fleksibel dan efisien.
Penting untuk diingat bahwa transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kebijakan dan dukungan dari pemerintah. Investasi dalam infrastruktur energi terbarukan dan penyimpanan harus menjadi prioritas, serta insentif untuk mendorong penelitian dan pengembangan dalam bidang ini. Kerjasama antara sektor publik dan swasta juga sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan adopsi teknologi baru.
Dalam menghadapi tantangan energi global, kita harus berpikir secara holistik dan strategis. Mengandalkan satu atau dua sumber energi saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dunia yang terus berkembang. Dengan menggabungkan berbagai sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi penyimpanan, dan memanfaatkan teknologi baru, kita dapat menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan dapat diandalkan.
Akhirnya, masa depan energi terbarukan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Edukasi tentang pentingnya penghematan energi dan penggunaan sumber energi terbarukan harus ditingkatkan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, kita dapat mengatasi krisis listrik dan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.