Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Dalam beberapa tahun terakhir, serangga yang dapat dimakan telah mendapatkan perhatian sebagai sumber protein alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber protein hewani dan nabati tradisional. Salah satu alasan utamanya adalah efisiensi konversi pakan yang sangat tinggi dari serangga, khususnya larva black soldier fly (BSFL) atau Hermetia illucens. Larva ini memiliki kemampuan unik untuk mengubah limbah organik menjadi protein berkualitas tinggi, menjadikannya komponen penting dalam ekonomi sirkular yang semakin relevan di era modern ini.
Kemampuan BSFL dalam mengonversi bahan organik menjadi protein tidak hanya menawarkan solusi terhadap masalah limbah, tetapi juga memberikan peluang besar dalam menghasilkan bahan pangan yang berkelanjutan. Protein yang dihasilkan oleh BSFL dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pakan ternak hingga produk pangan untuk manusia. Kandungan nutrisi yang kaya serta sifat fungsionalnya menjadikan BSFL sebagai bahan yang sangat potensial dalam formulasi produk pangan inovatif. Di sinilah pentingnya mengevaluasi komposisi kimia dan nilai gizi dari BSFL secara tepat.
Untuk mengevaluasi kandungan gizi dan sifat fungsional dari BSFL, metode analisis tradisional telah digunakan secara luas. Namun, metode ini sering kali tidak sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular karena memerlukan energi yang tinggi, menggunakan reagen kimia yang reaktif, serta cenderung bersifat destruktif terhadap sampel. Oleh karena itu, diperlukan teknologi analisis yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Salah satu teknologi yang kini mulai diadopsi dalam analisis BSFL adalah spektroskopi inframerah (IR) yang dikombinasikan dengan kemometrik.
Spektroskopi IR menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan metode analisis konvensional. Teknologi ini memungkinkan analisis yang cepat, non-destruktif, dan efisien dari segi energi. Dalam konteks larva black soldier fly, spektroskopi IR dapat digunakan untuk menganalisis komposisi proksimat, seperti kadar protein, lemak, dan karbohidrat, serta mengidentifikasi karakteristik fungsional lainnya seperti kapasitas pengikatan air dan kelarutan protein. Lebih dari itu, IR juga memungkinkan analisis jejak (traceability) dari bahan pangan dan pakan yang berbasis BSFL, menjadikannya alat yang sangat berguna untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.
Penggunaan spektroskopi IR yang dikombinasikan dengan kemometrik juga memungkinkan peneliti untuk memahami lebih dalam mengenai karakteristik nutrisi dari BSFL dan frass (limbah dari proses pengolahan BSFL). Teknik ini menawarkan data yang lebih akurat dengan cara yang lebih ramah lingkungan, selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Dalam jangka panjang, pengembangan teknologi ini akan sangat membantu dalam menciptakan sistem produksi pangan yang lebih berkelanjutan, baik dari segi sumber daya maupun proses analisis.
Sebagai seorang dosen di bidang Teknologi Pangan, saya melihat bahwa adopsi teknologi hijau seperti spektroskopi IR dalam analisis nutrisi BSFL akan menjadi terobosan besar di bidang pangan dan pakan. Ini tidak hanya mendukung produksi yang lebih efisien, tetapi juga mempercepat transisi menuju industri yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan serangga seperti BSFL sebagai sumber protein alternatif juga sejalan dengan kebutuhan global untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan, serta menanggulangi masalah limbah organik yang semakin meningkat.
Dengan demikian, pemanfaatan BSFL sebagai sumber protein alternatif serta penerapan teknologi hijau dalam proses analisisnya merupakan langkah strategis yang mendukung keberlanjutan industri pangan. Spektroskopi IR adalah salah satu teknologi yang akan memimpin dalam pengembangan metode analisis yang lebih efisien dan ramah lingkungan, selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular yang kini menjadi fokus utama banyak industri global.