Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Dalam upaya untuk mengatasi masalah limbah dan emisi karbon, penelitian ini melakukan penilaian siklus hidup (LCA) yang komprehensif terhadap konversi ban kendaraan bekas menjadi butiran karet daur ulang (crumb rubber/CR). Pendekatan ini tidak hanya menawarkan alternatif yang inovatif untuk meningkatkan sifat aspal, tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari limbah ban. Dengan menggunakan data primer industri, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana penambahan CR dalam campuran aspal dapat dilakukan dengan metode basah, yang menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kualitas dan daya tahan aspal.
Salah satu temuan utama dari studi ini adalah hubungan positif yang kuat antara konsumsi energi peralatan dan emisi yang dihasilkan, dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi energi dalam proses produksi CR sangat penting untuk meminimalkan emisi. Dengan mengoptimalkan penggunaan energi, industri dapat mengurangi jejak karbon mereka secara signifikan. Ini adalah pelajaran penting bagi para insinyur dan pengelola industri yang berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi.
Melalui simulasi Monte Carlo, penelitian ini juga mengevaluasi potensi sumber energi terbarukan seperti solar, hidro, dan angin sebagai alternatif untuk bahan bakar fosil dalam transisi jaringan listrik Australia pada tahun 2030 dan 2050. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan mengadopsi sumber energi terbarukan, Australia dapat mencapai pengurangan emisi CO2 sebesar 71,91% dengan mendaur ulang ban kendaraan menjadi CR, dibandingkan dengan metode pembuangan seperti tempat pembuangan akhir dan pembakaran. Ini menunjukkan bahwa transisi menuju energi terbarukan tidak hanya mungkin, tetapi juga sangat menguntungkan bagi lingkungan.
Dari perspektif dampak lingkungan, penggunaan crumb rubber sebagai modifikasi pengikat dalam campuran aspal menghasilkan penurunan emisi sebesar 2,23% berdasarkan penilaian midpoint. Ini adalah langkah positif menuju pengurangan emisi dalam industri konstruksi, yang sering kali menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon. Dengan mengintegrasikan bahan daur ulang ke dalam produk konstruksi, kita tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkan keberlanjutan infrastruktur yang dibangun.
Dalam penilaian endpoint LCA, penelitian ini menemukan bahwa penghematan biaya sumber daya (US)lebihtinggidibandingkandengandampakpadakesehatanmanusiadankerusakanekosistem.Denganmendaurulang466.000tonbanbekas,industridapatmenghemathingga16,1jutaUS. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya ada manfaat lingkungan dari daur ulang, tetapi juga keuntungan ekonomi yang signifikan. Hal ini penting untuk dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan dalam industri, termasuk pembuat kebijakan dan investor.
Pentingnya analisis LCA yang berbasis industri dan analisis ketidakpastian dari parameter desain tidak dapat diabaikan. Dengan pendekatan ini, industri dapat memprioritaskan opsi yang sesuai untuk meningkatkan efisiensi dan strategi emisi di masa depan. Ini adalah langkah penting dalam mencapai tujuan keberlanjutan global dan memenuhi komitmen internasional seperti Perjanjian Paris.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana daur ulang ban bekas dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas aspal dan mengurangi emisi karbon. Dengan mengadopsi teknologi dan praktik yang lebih ramah lingkungan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi industri dan masyarakat. Ini adalah langkah maju yang penting dalam perjalanan kita menuju keberlanjutan dan perlindungan lingkungan.