Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama)
Produk telur unggas telah lama dikenal sebagai sumber makanan dengan kandungan gizi yang lengkap dan komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di Tiongkok, produksi telur unggas mencapai peringkat pertama dunia, menunjukkan bahwa industri telur berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan ini, berbagai produk telur dengan cita rasa yang unik, seperti telur asin, telur kering, telur cair, dan telur olahan sebagai camilan, semakin diminati oleh konsumen. Dalam pengolahan ini, telur dipadukan dengan rempah-rempah seperti garam, kayu manis, lada, dan bunga lawang, melalui proses pengasinan, pengukusan, penggorengan, hingga pengeringan. Proses ini bukan hanya menghadirkan variasi rasa yang kaya, tetapi juga memberikan nilai tambah pada produk telur itu sendiri.
Penelitian di bidang teknologi pangan menunjukkan bahwa inovasi dalam pengolahan telur semakin berkembang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Teknik pengolahan yang digunakan tidak hanya untuk meningkatkan cita rasa dan kualitas produk, tetapi juga untuk memperpanjang umur simpan telur, meningkatkan keamanan pangan, serta memenuhi preferensi konsumen modern yang menginginkan produk siap saji dan mudah dikonsumsi. Telur kering, misalnya, menjadi produk yang populer karena kepraktisannya dalam penyimpanan dan transportasi, sedangkan telur cair menawarkan solusi bagi industri makanan yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah besar dengan efisiensi yang tinggi.
Salah satu tantangan yang masih dihadapi dalam industri ini adalah pemanfaatan produk samping dari telur, seperti cangkang telur, membran cangkang, kuning telur, dan putih telur yang sering kali belum dimanfaatkan secara optimal. Cangkang telur, yang sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat, berpotensi besar digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, dan pertanian. Membran cangkang telur yang kaya akan kolagen juga memiliki nilai fungsional dalam dunia kosmetik dan kesehatan. Namun, masih sedikit inovasi produk bernilai tinggi yang berhasil dikembangkan dari produk sampingan ini.
Di luar negeri, beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi pemanfaatan produk sampingan telur untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi, seperti pupuk, suplemen makanan, atau bahan kosmetik. Dalam hal ini, kolaborasi antara industri dan akademisi diperlukan untuk menciptakan solusi inovatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan meningkatkan nilai tambah produk sampingan ini, kita dapat mengurangi limbah industri telur, sekaligus meningkatkan keuntungan ekonomi bagi pelaku industri.
Indonesia sebagai negara dengan potensi besar dalam produksi dan konsumsi telur dapat mengambil banyak pelajaran dari keberhasilan Tiongkok dan negara-negara lain dalam mengembangkan teknologi pengolahan telur. Penerapan teknologi mutakhir dalam pengolahan telur dan produk sampingannya perlu lebih dioptimalkan. Dengan demikian, industri telur dalam negeri dapat bersaing di pasar global sekaligus memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien.
Ke depan, penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk menemukan metode-metode baru yang lebih efisien dalam memanfaatkan produk sampingan telur dan menciptakan inovasi produk olahan telur yang memenuhi kebutuhan pasar. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, masa depan industri telur dan produk sampingannya dapat semakin cerah, tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga dari segi kelestarian lingkungan dan manfaat ekonomi yang dapat dihasilkan.