Review Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)
Penyimpanan kentang yang berkualitas tinggi merupakan tantangan yang dihadapi oleh para produsen dan distributor dalam industri pangan. Untuk menjaga kualitas kentang selama periode penyimpanan, diperlukan kondisi penyimpanan yang tepat, yang tidak hanya meminimalkan kerugian kualitas dan produk, tetapi juga menghindari penggunaan bahan kimia. Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan energi dalam proses penyimpanan dingin kentang, di mana konsumsi energi yang tinggi, terutama untuk pendinginan, menjadi perhatian utama.
Sistem penyimpanan dingin untuk kentang diketahui mengkonsumsi antara 60% hingga 70% dari total konsumsi listrik yang digunakan. Oleh karena itu, pengoptimalan kondisi penyimpanan, seperti suhu dan kelembapan, menjadi sangat penting. Suhu penyimpanan optimal untuk kentang adalah sekitar 4–7°C dengan kelembapan relatif antara 85% hingga 90%. Dengan pengaturan yang tepat, kebutuhan pendinginan dapat diminimalkan, yang pada gilirannya akan mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.
Dalam penelitian ini, sebuah model dikembangkan untuk mengevaluasi konsumsi energi dalam proses penyimpanan dingin kentang. Model ini bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi biaya energi, lingkungan, dan ekonomi. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk kentang di pasar, sekaligus mengurangi dampak negatif dalam rantai nilai konsumsi kentang.
Praktik aplikasi yang dilakukan dalam studi kasus ini mencakup berbagai langkah efisiensi energi yang diterapkan pada penyimpanan dingin kentang. Beberapa langkah tersebut meliputi penggantian atau peningkatan kinerja peralatan pendinginan, perbaikan isolasi dan pengendalian infiltrasi di ruang pendingin, serta pengaturan suhu masuk produk. Selain itu, penerapan teknik thermal conditioning melalui free-cooling dan perbaikan peralatan pencahayaan juga menjadi bagian dari strategi efisiensi energi yang diterapkan.
Hasil dari serangkaian tindakan yang diimplementasikan menunjukkan adanya pengurangan permintaan energi yang signifikan, yaitu sebesar 16.41% dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengurangan ini tidak hanya berdampak positif pada biaya operasional, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi jejak karbon dari proses penyimpanan dingin.
Dari perspektif teknik sistem termal dan energi terbarukan, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana teknologi dan manajemen energi dapat diintegrasikan untuk meningkatkan efisiensi dalam penyimpanan produk pertanian. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan dan teknologi canggih, kita dapat menciptakan sistem penyimpanan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, penelitian ini menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan energi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk kentang. Dengan menerapkan langkah-langkah efisiensi energi yang tepat, kita tidak hanya dapat mengurangi biaya, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan industri pangan secara keseluruhan. Ini adalah langkah penting menuju sistem pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan.