Optimisasi Pretreatment Pencucian Tandan Kosong Kelapa Sawit (EFB) untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Terbarukan

Oleh: Ropiudin, S.TP., M.Si. (Dosen Bidang Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan, Universitas Jenderal Soedirman)

Tandan kosong kelapa sawit (EFB) merupakan salah satu limbah yang paling melimpah di Indonesia, yang merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. EFB memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan, terutama untuk aplikasi co-firing dalam pembangkit listrik. Namun, tingginya kandungan kalium dalam EFB menjadi tantangan signifikan, karena dapat meningkatkan kadar abu serta memicu masalah slagging dan fouling dalam boiler. Oleh karena itu, diperlukan pretreatment untuk mengurangi kandungan abu agar EFB lebih cocok digunakan sebagai bahan bakar dalam aplikasi energi.

Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh pencucian EFB menggunakan air demineralisasi dan hidrogen peroksida dengan berbagai konsentrasi (10%, 18%, dan 25%) serta durasi pencucian yang berbeda (15, 60, dan 120 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal pencucian dengan air demineralisasi adalah selama 60 menit, yang menghasilkan kandungan abu terendah. Sementara itu, penggunaan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 18% selama 120 menit memberikan hasil terbaik dengan kandungan volatile matter tertinggi dan kandungan abu terendah.

Dari perspektif energi terbarukan, penelitian ini sangat relevan karena memberikan solusi yang praktis dan efektif dalam mengatasi masalah kualitas bahan bakar EFB. Dengan berkurangnya kandungan abu, EFB menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan saat digunakan sebagai bahan bakar co-firing, mengurangi potensi kerusakan pada peralatan boiler serta meningkatkan efisiensi pembakaran. Pencucian dengan hidrogen peroksida juga menawarkan pendekatan kimiawi yang dapat diterapkan di industri untuk meningkatkan kualitas bahan bakar berbasis biomassa.

Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa pretreatment kimiawi tidak hanya mengurangi kandungan abu, tetapi juga dapat meningkatkan kandungan volatile matter, yang penting untuk efisiensi pembakaran. Dalam konteks yang lebih luas, pengembangan teknologi pretreatment seperti ini dapat mendukung transisi Indonesia menuju sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan, serta memanfaatkan limbah kelapa sawit secara lebih maksimal.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan teknologi ini di industri. Pertama, biaya dan kelayakan penerapan pretreatment secara besar-besaran perlu dianalisis untuk memastikan bahwa manfaat ekonomis yang diperoleh sebanding dengan investasi yang diperlukan. Kedua, dampak lingkungan dari penggunaan bahan kimia dalam proses pencucian juga harus diperhitungkan, terutama dalam pengelolaan limbah pencucian yang dihasilkan.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam upaya meningkatkan pemanfaatan EFB sebagai sumber energi terbarukan. Pretreatment pencucian yang efektif dapat membuka peluang baru bagi penggunaan biomassa yang lebih luas dan efisien, mendukung kebijakan energi berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Implementasi lebih lanjut dari temuan ini dapat memainkan peran kunci dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Written by 

Teknologia managed by CV Teknologia (Teknologia Group) is a publisher of books and scientific journals with both national and international reach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *