Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Minuman berbasis tanaman kini menjadi alternatif yang semakin populer untuk produk susu, terutama bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa, alergi terhadap protein whey sapi, atau memiliki alasan etika dan kesehatan untuk menghindari produk susu hewani. Dengan sekitar 68-70% populasi dunia mengalami intoleransi laktosa dan banyak orang menghindari produk susu karena alasan kolesterol, etika, atau kepercayaan, minuman berbasis tanaman menawarkan solusi yang menarik dan relevan.
Seiring dengan peningkatan kesadaran dan permintaan pasar, produk minuman berbasis kacang-kacangan, biji-bijian, dan pseudosereal telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Produk-produk ini tidak hanya menyediakan alternatif bagi mereka yang tidak dapat atau tidak ingin mengonsumsi produk susu, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan tambahan. Beberapa produk minuman berbasis tanaman seperti susu kedelai, susu almond, dan susu oat tidak mengandung laktosa, kolesterol, serta cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produk susu hewani.
Namun, meskipun terdapat manfaat yang jelas, produk berbasis tanaman masih menghadapi beberapa tantangan signifikan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan dalam aspek sensorik dan nutrisi. Minuman berbasis tanaman sering kali memiliki rasa, tekstur, dan konsistensi yang berbeda dari susu konvensional, yang dapat mempengaruhi penerimaan konsumen. Selain itu, aspek teknis dalam produksi seperti kualitas nutrisi dan stabilitas produk seringkali menjadi hambatan.
Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi baru dan inovatif dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Metode seperti perkecambahan dan fermentasi dapat meningkatkan profil nutrisi dan rasa produk berbasis tanaman. Teknologi canggih seperti tekanan sangat tinggi, medan listrik berdenyut, gelombang mikro, dan ultrasonik juga memiliki potensi untuk memperbaiki kualitas produk dengan meningkatkan tekstur, rasa, dan kestabilan.
Selain itu, minuman berbasis tanaman juga diketahui memiliki manfaat kesehatan tambahan. Banyak produk ini kaya akan antioksidan dan dapat membantu dalam pencegahan dan pengobatan gangguan umum seperti hipertensi, diabetes, kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu, minuman berbasis tanaman tidak hanya berfungsi sebagai alternatif produk susu tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan konsumen.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan dalam produksi dan konsumsi produk berbasis tanaman, teknologi dan inovasi terbaru menawarkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik produk ini. Dengan terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ini, minuman berbasis tanaman memiliki potensi besar untuk menggantikan produk susu dalam banyak kasus dan memenuhi kebutuhan berbagai kelompok konsumen dengan preferensi dan kebutuhan diet yang beragam.