Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Penggunaan pestisida dalam pertanian merupakan langkah yang tidak terhindarkan untuk melindungi tanaman dari berbagai hama dan penyakit. Namun, penggunaan pestisida ini juga membawa dampak negatif, seperti keracunan pada manusia dan hewan, serta pencemaran lingkungan yang serius. Dalam konteks inilah, pengembangan metode deteksi pestisida yang efektif menjadi sangat penting. Salah satu solusi yang menarik perhatian adalah penggunaan sensor elektrokimia berbasis oksida logam.
Oksida logam telah lama dikenal memiliki sifat unik yang sangat berguna dalam deteksi pestisida. Sifat-sifat seperti keaktifan situs, serta sifat listrik, optik, dan semikonduktor dari oksida logam membuatnya sangat ideal untuk aplikasi ini. Misalnya, samarium molibdat, sebuah bahan elektroda berbasis oksida logam, menonjol karena ekonomi, stabilitas kimia, valensi ganda, sensitivitas tinggi, dan kemampuan deteksi yang sangat baik. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu bahan yang paling menjanjikan dalam pengembangan sensor elektrokimia untuk deteksi pestisida.
Sebagai dosen Teknologi Pangan, saya melihat pengembangan sensor ini sebagai langkah maju yang signifikan dalam upaya melindungi pangan dan lingkungan. Sensor elektrokimia berbasis oksida logam dapat memberikan deteksi yang lebih cepat dan akurat terhadap keberadaan pestisida dalam berbagai sampel lingkungan yang terkontaminasi. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa residu pestisida dalam produk pangan dapat dideteksi sedini mungkin, sehingga dapat diambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan untuk melindungi kesehatan konsumen.
Selain itu, teknologi ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan memberikan alat yang efektif untuk pemantauan kualitas lingkungan. Dengan kemampuannya untuk mendeteksi pestisida pada konsentrasi yang sangat rendah, sensor ini dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida terhadap ekosistem, seperti pencemaran air tanah dan kerusakan habitat.
Namun, tantangan masih ada dalam hal produksi massal dan penerapan praktis dari sensor ini di lapangan. Biaya produksi yang harus ditekan, serta kebutuhan akan pengujian yang lebih luas dalam berbagai kondisi lingkungan, adalah beberapa hal yang harus diatasi sebelum teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas.
Secara keseluruhan, sensor elektrokimia berbasis oksida logam menawarkan potensi besar dalam upaya menjaga keamanan pangan dan perlindungan lingkungan. Dengan terus mendorong penelitian dan pengembangan di bidang ini, kita dapat berharap pada masa depan di mana deteksi pestisida menjadi lebih efisien, dan dampak buruk dari penggunaan pestisida terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dapat diminimalkan.