Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Dalam upaya global untuk mencapai netralitas karbon dan mengurangi emisi karbon, konversi CO2 secara efisien menjadi senyawa yang bermanfaat merupakan langkah yang sangat penting. Salah satu senyawa multikarbon yang dihasilkan dari konversi ini adalah etilena, yang memiliki aplikasi luas dalam industri, ekologi, dan pertanian. Etilena merupakan bahan dasar penting dalam produksi plastik, bahan kimia, dan bahkan dalam pematangan buah, menjadikannya salah satu senyawa paling bernilai dalam sektor industri.
Proses reduksi elektrokimia CO2 (CO2RR) telah menjadi fokus penelitian yang intensif. Teknik ini memungkinkan konversi CO2 menjadi senyawa bernilai tinggi seperti etilena dengan bantuan nanokatalis dan sel elektrolit yang dirancang khusus untuk meningkatkan reaktivitas dan selektivitas. Nanokatalis memainkan peran krusial dalam proses ini, karena sifatnya yang unik memungkinkan terjadinya reaksi kimia pada tingkat atomik, yang sangat meningkatkan efisiensi konversi.
Meskipun kemajuan yang signifikan telah dicapai, tantangan tetap ada dalam skala produksi etilena melalui CO2RR. Salah satunya adalah kebutuhan akan kontrol yang tepat atas kondisi reaksi untuk memastikan selektivitas tinggi terhadap produk etilena, tanpa menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan. Selain itu, efisiensi energi dan stabilitas katalis juga menjadi perhatian utama yang memerlukan solusi inovatif untuk aplikasi skala industri.
Dalam konteks teknologi pangan, potensi aplikasi CO2RR untuk produksi etilena menawarkan peluang menarik. Etilena yang dihasilkan dapat digunakan dalam pengawetan buah dan sayuran, memperpanjang masa simpan produk-produk ini dengan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, penggunaan etilena dalam pengolahan pangan juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang sering kali memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Namun, sebelum teknologi ini dapat diadopsi secara luas di industri pangan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efisiensi proses konversi CO2 dalam aplikasi ini. Pengembangan sistem CO2RR yang dapat beroperasi dengan stabil dan efisien dalam kondisi industri, serta kompatibilitasnya dengan proses pengolahan pangan yang ada, akan menjadi kunci sukses dalam menerapkan teknologi ini di masa depan.
Secara keseluruhan, konversi CO2 menjadi etilena melalui reaksi reduksi elektrokimia merupakan inovasi yang memiliki potensi besar untuk mendukung keberlanjutan industri pangan dan sekaligus berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon. Tantangan teknis yang ada menuntut solusi yang inovatif, tetapi dengan kemajuan yang terus berlanjut, masa depan teknologi ini tampak sangat menjanjikan.