Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD) telah menjadi salah satu gangguan hati kronis yang paling umum di seluruh dunia. NAFLD ditandai dengan penumpukan lemak di hati yang tidak disebabkan oleh konsumsi alkohol, dan dapat berkontribusi pada gangguan metabolisme seperti diabetes dan dislipidemia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa zat homolog obat dan makanan—bahan alami yang dapat digunakan sebagai terapi tambahan—memiliki efek potensial pada kadar lipid darah, glukosa darah, dan fungsi hati pada pasien dengan NAFLD.
Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk menyelidiki secara mendalam efek dari zat homolog obat dan makanan terhadap kadar lipid dan glukosa darah serta fungsi hati pada pasien dengan NAFLD, untuk memberikan panduan yang lebih jelas bagi praktik klinis dan penelitian lebih lanjut.
Dalam studi ini, penulis melakukan pencarian menyeluruh di delapan basis data terkemuka, termasuk PubMed, Cochrane Library, dan Web of Science, hingga 24 Juni 2023. Penelitian ini melibatkan 13 uji coba terkontrol acak dengan total 829 pasien NAFLD. Berbagai zat homolog obat dan makanan yang diteliti meliputi hawthorn, sea buckthorn, jahe, kunyit, kayu manis, kapulaga, krokot, dan saffron. Kualitas metodologis dari penelitian yang dimasukkan dievaluasi menggunakan alat penilaian risiko bias dan metodologi GRADE.
Hasil analisis menunjukkan bahwa intervensi diet menggunakan zat homolog obat dan makanan dapat memberikan perbaikan dalam beberapa parameter kesehatan pada pasien dengan NAFLD. Secara khusus, zat homolog ini menunjukkan efek positif pada kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL-C), kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL-C), kolesterol total (TC), trigliserida (TG), glukosa darah puasa (FBG), dan kadar enzim hati. Namun, ada beberapa kontroversi mengenai efek kunyit pada kadar kolesterol total dan enzim hati.
Tinjauan ini menegaskan bahwa zat homolog obat dan makanan dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam rencana diet untuk pasien NAFLD. Meskipun efek positif telah terbukti pada beberapa parameter lipid dan glukosa darah, masih ada beberapa ketidakpastian terkait efektivitas kunyit, yang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi hasil tersebut.
Dalam praktik klinis, integrasi zat homolog dalam diet dapat memberikan alternatif yang aman dan efektif untuk membantu mengelola dan mencegah perkembangan NAFLD. Namun, penting untuk mempertimbangkan individualisasi terapi dan evaluasi berkala untuk memastikan manfaat maksimal bagi pasien.
Tinjauan ini memberikan wawasan berharga mengenai potensi zat homolog dalam pengelolaan NAFLD dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengatasi kontroversi yang ada serta untuk mengeksplorasi mekanisme kerja di balik manfaat yang diobservasi. Hal ini juga menyoroti pentingnya pendekatan berbasis bukti dalam merancang strategi diet yang komprehensif untuk pasien dengan gangguan metabolik.