Oleh: Kavadya Syska, S.P., M.Si. (Dosen Bidang Teknologi Pangan – Food Technologist, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap / UNUGHA Cilacap)
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama pada balita. Stunting bukan hanya tentang kurangnya asupan makanan, tetapi juga tentang kualitas dan keanekaragaman pangan yang dikonsumsi. Studi ini berusaha untuk menggali lebih dalam hubungan antara kuantitas dan keanekaragaman pangan dengan kejadian stunting pada balita, menggunakan pendekatan observasional di salah satu Puskesmas di Surabaya.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 39 balita yang dipilih secara acak. Pengukuran status gizi dilakukan melalui antropometri untuk mendiagnosis stunting. Selain itu, kuantitas dan keanekaragaman pangan dalam diet anak-anak dievaluasi menggunakan semi-Food Frequency Questionnaire (FFQ). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square menggunakan perangkat lunak SPSS, dengan tujuan mengidentifikasi hubungan signifikan antara variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara keanekaragaman pangan dengan kejadian stunting (p=0.001). Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan diet yang lebih bervariasi cenderung memiliki risiko stunting yang lebih rendah. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kuantitas pangan dengan stunting (p=0.892). Temuan ini mempertegas bahwa kualitas pangan, bukan hanya kuantitasnya, memegang peranan penting dalam pencegahan stunting.
Stunting merupakan kondisi multifaktorial yang penyebabnya bisa dimulai sejak sebelum kelahiran. Faktor-faktor seperti status gizi ibu selama kehamilan, kondisi kesehatan, dan pola asuh juga memainkan peran penting dalam menentukan risiko stunting. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang komprehensif, tidak hanya fokus pada peningkatan kuantitas pangan tetapi juga pada peningkatan keanekaragaman dan kualitas diet anak.
Studi ini menyoroti pentingnya keanekaragaman pangan dalam diet anak-anak untuk mencegah stunting. Meskipun kuantitas pangan tetap penting, kualitas dan keragaman nutrisi yang dikonsumsi memiliki peran lebih besar dalam mendukung pertumbuhan optimal. Intervensi yang dilakukan untuk mencegah stunting harus disesuaikan dengan kondisi spesifik setiap anak, mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sejak masa kehamilan hingga masa kanak-kanak.